Pasokan melimpah, Harga Cabai Mulai Turun ke Rp 80 Ribu per Kg
Harga cabai kemungkinan masih akan turun lagi hingga ke level normal.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga cabai di pasar mulai berangsur turun menyusul pasokan yang melimpah, dari harga tertinggi yang mencapai Rp130.000 per kilogram beberapa waktu lalu kini menjadi di kisaran Rp 80.000 per kilogram.
"Alhamdulillah produksi dan pasokan di sentra melimpah dan mulai hari ini harga cabai turun di kisaran Rp70 ribu-Rp 80 ribu," kata Udin, salah satu pedagang di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur, Kamis (7/7/2022).
Menurut Udin, harga cabai kemungkinan masih akan turun lagi hingga mencapai tingkat harga normal. Udin mengatakan sejauh ini pemerintah melakukan pengawalan distribusi pasokan pangan ke pasar.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional per 4 Juli 2022, harga cabai merah besar turun 1,2 persen atau dari Rp85 ribu menjadi Rp70.000 per kg, dan cabai merah keriting turun 6,53 persen atau Rp5.050 dari Rp77.300 menjadi Rp72.250 per kg.
Cabai rawit yang sebelumnya sempat tembus Rp120.000 per kilogram di pasaran, kini perlahan turun. Masing-masing untuk harga cabai rawit hijau dan rawit merah dari Rp70.150 menjadi Rp62.900 per kg dan dari Rp94.800 menjadi Rp90.700 per kg.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa produksi cabai besar nasional pada Juni tahun ini mencapai 78.040 ton dan cabai rawit 1.723 ton. Sementara kebutuhan cabai besar diperkirakan 76.317 ton sehingga neraca cabai besar surplus 1.723 ton. Hal yang sama juga terjadi pada cabai keriting, yang surplus 1.403 ton karena kebutuhan nasional Juni diperkirakan 72.159 ton.
"Memang ada dinamika harga menjelang hari raya Idul Adha. Dan ini adalah momentum yang terjadi setiap tahun, Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan tahun baru," ujar Syahrul.
Kementerian Pertanian memastikan pasokan cabai dan kebutuhan pangan lain untuk masyarakat Jabodetabek dalam kondisi aman dan terkendali. Belum lama ini Kementan melepas cabai asal Kabupaten Sumedang, Tanggung, Wonosobo dan wilayah Jawa Tengah ke sejumlah pasar di DKI Jakarta.