Dokter Sarankan Pakai Masker Selama Penerbangan, Tunda Pergi Naik Pesawat Kalau Sedang Flu
Dokter sarankan memakai masker dobel, yakni masker bedah dilapis masker kain.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada rencana bepergian dengan pesawat dalam waktu dekat? Ahli kedokteran penerbangan dr Mario Damianus Daniel Hadinoto SpKP dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyarankan agar calon penumpang pesawat tetap melindungi diri dan orang di sekitarnya dengan memakai masker selama penerbangan.
"Tetaplah pakai masker saat penerbangan, meski saat makan atau minum boleh dibuka sebentar, karena udara dalam pesawat tak seperti udara bebas, udaranya itu-itu saja," kata dr Daniel dikutip dari live streaming, Kamis (7/7/2022).
Setelah pintu pesawat ditutup, saat penerbangan, hingga akhirnya tiba di tujuan, udara yang ada di dalam kabin berasal dari sirkulasi tertutup. Meski udara dibersihkan lagi dengan mesin penyaring, HEPA (high efficiency particulate air) filter, yang diklaim hampir 100 persen efektif, tetap ada sedikit kemungkinan penumpang bisa tertular infeksi di pesawat akibat sirkulasi tertutup.
Dr Daniel mengatakan, memakai masker tetaplah penting. Ia menyarankan, memakai masker bedah yang dilapisi dengan masker kain.
Selain itu, dr Daniel juga mengingatkan calon penumpang untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta menjaga jarak dengan orang lain penting diterapkan agar meminimalisasi risiko tertular Covid-19.
Mengingat udara di dalam pesawat yang berbeda dengan udara di alam bebas, dr Daniel menyarankan calon penumpang untuk betul-betul menjaga kesehatan saat mempersiapkan perjalanan. Calon penumpang yang sedang terkena flu disarankan untuk menunda perjalanan naik pesawat.
Selain karena akan terjadi ketidaknyamanan karena perbedaan tekanan udara di kabin pesawat, sirkulasi udara yang tertutup membuat penularan penyakit rawan terjadi. Dr Daniel mengatakan, memang wajar bila masyarakat berbondong-bondong ingin bepergian dengan pesawat untuk melepas penat setelah perjalanan kian dipermudah dan perbatasan antar negara sudah dibuka.
"Namun, menjaga kesehatan dan mempersiapkan diri sebelum terbang tetap penting karena penularan penyakit rawan terjadi di perjalanan udara," tuturnya.