Siap Bebaskan Semua Sandera dan Akhiri Perang, Hamas Minta Trump Tekan Israel
Trump disebut memiliki kemampuan dan kemauan untuk mencapa situasi damai.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang pemimpin politik senior Hamas kembali menegaskan bahwa mereka siap menyerahkan semua tahanan segera jika langkah tersebut akan mengakhiri perang yang sedang berlangsung.
Pimpinan Hamas tersebut, Basem Naim, mengatakan pada Kamis (15/5) bahwa ia percaya Presiden Amerika Serikat Donald Trump bisa melakukannya jika memberikan cukup tekanan kepada Israel untuk segera mengakhiri perang ini. Dia menambahkan, Trump memiliki kemampuan dan kemauan untuk mencapai situasi damai ini.
“Kami siap bekerja sama dengannya untuk mencapai tujuan kawasan yang lebih damai,” kata Naim kepada Sky News.
Ia menekankan Gaza dan rakyat Gaza berhak, seperti semua orang di seluruh dunia, untuk hidup dalam damai dan martabat.
“Kami telah mengatakan kepada semua mediator dan Amerika, kami siap menyerahkan semua tahanan segera, jika kami dapat yakin bahwa ini akan mengakhiri perang ini,” kata Naim sebagai tanggapan atas pertanyaan apakah mereka bersedia menyerahkan sandera.
Ia mencatat bahwa mereka telah menyampaikan melalui para mediator dan secara langsung melalui beberapa orang di pemerintahan AS agar segera melakukan penarikan total pasukan Israel, memperbolehkan bantuan masuk ke Gaza, dan membangun kembali wilayah tersebut tanpa imigrasi paksa.
Ia mengatakan Hamas telah menerima proposal perdamaian dari Mesir, tentang pembentukan badan Palestina yang independen. Badan tersebut tidak berafiliasi secara politik untuk menjalankan Jalur Gaza.
Namun ia menambahkan: “Sebelum itu, selama kami masih menjadi rakyat yang diduduki, kami memiliki hak sepenuhnya untuk terus membela rakyat kami dan melawan pendudukan dengan segala cara, termasuk melalui perlawanan."
Menanggapi wawancara tersebut, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, James Hewitt, mengatakan kepada Sky News bahwa Hamas belum menunjukkan bahwa mereka serius terhadap perdamaian.
Hewitt mengatakan bahwa Trump telah mengatakan bahwa Hamas harus meletakkan senjata mereka.
Tentara Israel telah melakukan serangan brutal terhadap Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, menewaskan lebih dari 53.000 warga Palestina sejauh ini, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November lalu terhadap Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Kepala Pertahanannya Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilancarkannya di wilayah kantong tersebut.