Parlemen Rusia akan Mengadakan Pertemuan Luar Biasa 

Tidak disebutkan apa yang dibahas dalam pertemuan luar biasa parlemen Rusia itu.

AP/Alexander Zemlianichenko
Pesawat-pesawat tempur Rusia terbang di atas Lapangan Merah meninggalkan jejak asap dalam warna bendera nasional selama gladi bersih untuk parade militer Hari Kemenangan di Moskow, Rusia, Sabtu, 7 Mei 2022. Majelis rendah parlemen Rusia akan mengadakan sesi pertemuan luar biasa pada 15 Juli.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Majelis rendah parlemen Rusia akan mengadakan sesi pertemuan luar biasa pada 15 Juli. Parlemen Rusia yang didominasi oleh partai yang mendukung Presiden Vladimir Putin tidak mengungkapkan topik yang akan dibahas dalam sidang luar biasa tersebut.

Baca Juga


Ketua Partai Rusia Bersatu, Vladimir Vasilyev, mengatakan, anggota parlemen akan membahas lebih dari 60 masalah dalam sidang tersebut. Partai Rusia Bersatu memiliki 325 kursi dari total 450 kursi di parlemen.

“Proses yang sedang berlangsung sekarang perlu mendapat tanggapan hukum. Jadi dewan membahas agenda untuk tanggal 15 (Juli), kami berencana untuk mempertimbangkan sedikit dari 60 masalah," kata Vasilyev di saluran Telegram partai pro-Putin.  

Vasilyev tidak mengungkapkan lebih rinci masalah apa yang akan dibahas dalam pertemuan luar biasa tersebut. Sementara Partai Komunis mengatakan lebih dari 80 rancangan undang-undang akan dibahas dalam pertemuan itu.

Pada pertemuan pada Kamis (7/7/2022), Ketua Duma, Vyacheslav Volodin mengatakan kepada Putin bahwa parlemen Rusia akan membantu dua republik yang memisahkan diri di Ukraina timur untuk mengembangkan sistem hukum mereka.  Putin mengatakan "operasi militer khusus" di Ukraina diperlukan karena Moskow harus membela orang-orang berbahasa Rusia dari penganiayaan.

Putin menyebut perang di Ukraina sebagai pertempuran antara Rusia dan Amerika Serikat. Menurut Putin, Amerima Serikat telah mempermalukan Rusia sejak kejatuhan Uni Soviet pada 1991 dengan memperluas keanggotaan NATO ke arah timur dan menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler