Data Indekos, Surabaya Perketat Pengawasan Kawasan Eks-Lokalisasi

Surabaya data ulang indekos eks-lokalisasi untuk cegah praktik prostitusi terselubung

Republika/Prayogi
Warga dengan menggunakan sepeda motor melintas di sekitar kawasan eks lokalisasi Dolly, Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/11).
Rep: Dadang Kurnia Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya melakukan pendataan ulang bagi warga pendatang yang tinggal atau indekos di eks-Lokalisasi Moroseneng, Kelurahan Klakah Rejo, Sememi, Benowo, Surabaya. Pendataan dilakukan untuk mencegah praktik-praktik prostitusi terselubung di kawasan tersebut.

Baca Juga


Camat Benowo Kota Surabaya, Denny Christupel Tupamahu menyatakan telah menggelar rapat koordinasi bersama pihak terkait untuk mencegah praktik prostitusi di eks-lokalisasi Moroseneng. Rakor tersebut diikuti mulai dari jajaran Polsek, Koramil, Ketua RT, RW, hingga organisasi keagamaan dan masyarakat.

"Pertemuan itu menghasilkan beberapa kesepakatan," kata Denny, Selasa (12/7).

Untuk kesepakatan pertama, kata dia, petugas Satpol PP Kecamatan Benowo bersama Polsek dan Koramil akan melaksanakan pengamanan masyarakat atau PAM bersama di depan Taman Anggrek, Jalan Sememi Jaya II Surabaya. PAM bersama ini dimulai pada pukul 21.00 hingga 04.00 WIB.

"PAM bersama ini dilaksanakan terhitung mulai tanggal 29 Juni 2022," ujarnya.

Kesepakatan kedua, lanjut Denny, Satpol PP Kecamatan bersama Sie Pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan Sememi juga melaksanakan operasi pendataan kepada warga di sana. Pendataan menyasar warga luar kota yang indekos di wilayah RW I atau sekitar eks Lokalisasi Moroseneng.

Di samping itu, untuk memasifkan pencegahan adanya prostitusi terselubung, Denny juga memastikan telah meminta dukungan bantuan personel Satpol PP pusat. Dukungan Satpol PP pusat itu untuk memperkuat PAM bersama tiga pilar, yakni Kecamatan, Polres dan Koramil.

"Mulai tanggal 29 Juni 2022, kita sudah mulai adakan operasi pengamanan bersama unsur tiga pilar Kecamatan Benowo. Juga, mendirikan Pos Pam di depan Taman Anggrek mulai pukul 21.00 - 04.00 WIB setiap hari," kata Denny.

Denny memastikan, warga RW I Kelurahan Sememi dengan tegas menolak adanya praktik prostitusi terselubung. Khususnya di kawasan eks lokalisasi Moroseneng. Maka dari itu, warga berharap kepada Pemkot Surabaya melakukan operasi gabungan dan menindak kegiatan prostitusi terselubung di eks lokalisasi Moroseneng.

Camat Sawahan, Kota Surabaya, M Yunus juga memastikan, pihaknya juga rutin melakukan pengawasan untuk mencegah adanya praktik-praktik prostitusi terselubung di kawasa eks-lokalisasi Dolly, Jalan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya. Yunus memastikan, eks-lokalisasi Dolly sudah ditutup permanen.

"Saya pastikan bahwa Dolly dibuka kembali tidak ada. Itu hanya sebatas rumor. Ternyata setelah dicek di lapangan ada yang mau coba-coba dengan praktik-praktik terselubung," ujar Yunus.

Yunus memastikan,selama ini jajarannya rutin melakukan patroli tiga pilar di lapangan. Patroli pengawasan ini diikuti jajaran Satpol PP, Kepolisian dan TNI setempat. Itu untuk memastikan tidak adanya praktik-praktik terlarang seperti prostitusi. Yunus mengakui adanya oknum yang ingin memanfaatkan waktu lengahnya petugas. Lebih hematnya, oknum itu diduga menawarkan praktik prostitusi terselubung saat petugas lengah.

"Saya ambil tindakan dua titik. Saya amankan malam sampai pagi subuh petugas PAM di situ. Sekarang kekuatan Satpol PP kami bisa 24 jam, itu terbagi tiga shift," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler