Warga Jadikan Istana Presiden Sri Lanka Tempat Swafoto

Warga menyayangkan kehidupan mewah presiden Sri Lanka sementara mereka kesusahan.

EPA-EFE/CHAMILA KARUNARATHNE
Massa berduyun-duyun melihat ke istana Presiden di Kolombo, Sri Lanka, 11 Juli 2022, dua hari setelah kediaman resmi diserbu. Presiden dan perdana menteri Sri Lanka setuju untuk mengundurkan diri setelah pertemuan para pemimpin partai selama hari protes anti-pemerintah besar-besaran. Ribuan pengunjuk rasa pada 09 Juli menerobos barikade polisi dan menyerbu istana Presiden, sekretariat Presiden, dan kediaman resmi perdana menteri. Protes telah mengguncang negara itu selama berbulan-bulan, menyerukan pengunduran diri presiden dan perdana menteri atas dugaan kegagalan mengatasi krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade.
Rep: Dwina Agustin Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Ratusan warga Sri Lanka berdesak-desakan untuk menggunakan berbagai alat olahraga di gym pribadi istana kepresidenan pada Senin (11/7/2022). Mereka mencoba mengangkat beban dan berlari di atas treadmill hingga sekedar swafoto untuk mengabadikan momen tersebut.

Baca Juga


Bagi banyak orang yang bepergian dengan kereta api dan bus yang penuh sesak dari luar Kolombo, ini adalah pertama kalinya melihat tempat tinggal yang begitu megah. Struktur era kolonial adalah pemandangan yang menakjubkan, dengan beranda yang lapang, ruang tamu mewah, dan kamar tidur yang luas, kolam renang, dan halaman rumput yang terawat rapi.

Kerumunan yang berkumpul itu bermula pada pekan lalu, ribuan orang Sri Lanka yang marah turun ke kediaman Presiden Gotabaya Rajapaksa pada Sabtu (9/7/2022). Mereka membalikkan penghalang dan kemudian mengerumuni halaman rumput untuk memasuki kediaman megah dan menempatinya.

Para pengunjuk rasa berenang ketika para penonton menunggu di kolam renang di kediaman resmi presiden sehari setelah diserbu di Kolombo, Sri Lanka, Minggu, 10 Juli 2022. - (AP Photo/Eranga Jayawardena)

Dua hari kemudian, orang-orang terus berdatangan, berbondong-bondong ke sana seperti objek wisata. Mereka mengagumi lukisan-lukisan di dalamnya dan bersantai di tempat tidur yang ditumpuk tinggi dengan bantal.

Alawwa Ralage Piyasena salah satunya. Seorang petani berusia 67 tahun ini tiba dengan bus dari luar Kolombo dan berakhir terpana oleh gym presiden. "Saya tidak pernah berpikir saya akan mendapatkan kesempatan untuk melihat hal-hal ini," katanya  menunjuk peralatan sambil mencoba melompat ke treadmill.

"Lihatlah kolam renang dan gym ini. Kita bisa melihat bagaimana mereka menikmati kehidupan mewah di sini sementara orang-orang berjuang di luar. Keluarga kami menderita tanpa makanan," ujar Piyasena.

 

Orang-orang mengintip ke setiap kamar, duduk di tempat tidur, dan mengambil foto swafoto. Namun tidak ada yang berani berenang ke kolam pada Senin, setelah video di media sosial menunjukkan orang banyak yang bermain air di akhir pekan. Sekarang, air yang dulunya biru jernih berubah menjadi coklat keruh.

Sedangkan di taman hijau yang rimbun di luar, kelompok berkumpul dengan makanan ringan, menyeruput soda, dan teh, seolah-olah mereka sedang piknik bersama teman dan keluarga. “Ini milik rakyat,” kata seorang buruh bernama Padama Gamage yang bepergian dengan bus dari Galle, di ujung barat daya negara itu.

“Sekarang saya tahu bagaimana para pemimpin ini menikmati kemewahan dengan mengorbankan kita," katanya.

Tapi, tidak semua santai. Sekelompok sukarelawan bersatu, menyapu kursi dan kaca yang pecah dari jendela yang rusak, tanda kemarahan yang melanda pada Sabtu. Mereka mencoba mengendalikan kerumunan, mengatakan beberapa orang kembali merusak properti.

 

"Jika dibiarkan, mereka bahkan akan mengambil pintu dan jendela, jadi kami berusaha mengendalikan massa,” kata Bulupitiyage Suresh yang telah memprotes melawan Rajapaksa selama lebih dari sebulan.

Tentara dan warga berfoto selfie di dalam Istana Presiden Sri Lanka, Ahad (10/7). - (EPA-EFE/CHAMILA KARUNARATHNE)

 

Deorang biksu Buddha Welihitiyawe Dhammawimala  menyesali kerusakan tersebut. Dia mengatakan uang publik sekarang akan dihabiskan untuk memperbaiki tempat itu. “Seandainya Rajapaksa mengundurkan diri lebih awal, ini tidak akan terjadi,” katanya.

Puncak protes selama berbulan-bulan terhadap krisis ekonomi terburuk di negara itu dengan pengunjuk rasa tidak hanya memaksa masuk ke istana presiden tetapi juga menyerbu kediaman resmi perdana menteri dan membakar rumah pribadinya. Peristiwa yang dituduhkan itu membuat kedua pemimpin setuju untuk mundur.

 

Rajapaksa yang tidak terlihat atau terdengar kabarnya sejak itu mengatakan, akan meninggalkan jabatannya pada Rabu (13/7/2022). Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan, akan mundur setelah partai-partai oposisi menyetujui pemerintah persatuan. Namun, para pemimpin protes mengatakan, tidak akan meninggalkan gedung-gedung resmi sampai keduanya benar-benar mengundurkan diri. 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler