Mentan SYL Lepas Ekspor Produk Unggas ke Pasar Singapura
Mentan SYL melepas ekspor perdana produk unggas ke Singapura sebanyak 50 ton
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melepas ekspor perdana produk unggas ke Singapura sebanyak 50 ton dengan nilai Rp 2 miliar. Karkas ayam berupa ayam beku dan ayam olahan melenggang ke pasar Singapura yang dikenal memiliki standar keamanan pangan tinggi.
Keberhasilan produk unggas dalam negeri menembus pasar ekspor bukan kali pertama. Berbagai produk peternakan asal Indonesia telah secara rutin di ekspor ke Jepang dan Timor Leste. Bersamaan dengan pelepasan ekspor ke Singapura, Mentan SYL juga melepas produk olahan unggas ke Jepang dan karkas ayam ke Timor Leste dengan masing masing volume sebanyak 12 ton atau setara Rp 1 miliar.
“Kita sama - sama berbahagia hari ini karena produk dan komoditi pertanian termasuk peternakan kita hari ini berhasil dilepas ke pasar ekspor Singapura, Jepang, dan Timor Leste,” ungkap Syahrul di Kantor Pusat PT. Charoen Pokhpand Indonesia, Tbk di Jakarta.
Keberhasilan ekspor produk peternakan ke Singapura, ungkap Mentan SYL, menjadi bukti bahwa produk peternakan Indonesia memiliki jaminan keamanan pangan yang berkualitas dan layak tembus di pasar internasional. Ekspor ini diharapkan dapat membuka jalan bagi produk peternakan Indonesia untuk menembus pasar ekspor negara - negara lain.
“Ekspor ini membuktikan Indonesia semakin mendapat kepercayaan dunia, kesiapan produk - produk pertanian kita, lebih khusus produk ternak kita layak dan mampu memenuhi standar yang dibutuhkan pasar ekspor,” jelas Syahrul.
Produksi daging ayam secara nasional mencapai sekitar 3,8 juta ton per tahun. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang tercatat mampu memenuhi kebutuhan daging ayam dari produksi dalam negeri. Di kesempatan tersebut Mentan SYL menegaskan ekspor dilakukan dengan tetap memprioritaskan kebutuhan dalam negeri.
“Perintah Bapak Presiden ada komoditas yang produksinya berlebih harus kita dorong agar mampu menangkap peluang seperti ekspor ini. Jika kita lihat perkembangan unggas dan telur yang jumlahnya cukup luar biasa dan tercatat overstock kenapa tidak kita dorong, tentunya dengan tetap menempatkan kepentingan nasional diatas segalanya,” tegas Syahrul.
Presiden Komisaris PT. CPI Hadi Gunawan menyampaikan berkat dukungan dan dorongan dari Kementan termasuk Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, perusahaannya telah berhasil membuka jalur pasar ekspor untuk produk olahan unggas, pakan ternak ayam, dan anak ayam umur sehari (DOC).
“Produk kami telah tersertifikasi oleh standar yang diakui secara internasional seperti sertifikasi Halal, GMP (Good Manufacturing Practice), FSSC 22000, dan memiliki NKV (Nomor Kontrol Veteriner) sehingga telah dapat masuk ke Jepang, Papua Nugini, dan Timor Leste dan Qatar," ungkap Hadi.
Ia mengatakan berkat kerja sama Kementerian Pertanian Indonesia dengan Singapore Food Agency (SFA), maka telah ditandatangani kesepakatan kerja sama untuk pemenuhan daging ayam dan produk olahannya ke Singapura. PT. CPI telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan pihak importir Singapura sebanyak 1.000 ton yang akan dikirim bertahap hingga akhir tahun 2022 dan akan terus bertambah menyesuaikan dengan kondisi di Singapura.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementan atas dukungannya sehingga ekspor ini dapat terealisasi. Kami berharap hal ini akan dapat menjadi jalan pembuka bagi produk-produk unggas untuk menembus pasar dunia,” kata Hadi.