Susu Sapi Rendah Lemak Bisa Tingkatkan Risiko Terkena Parkinson?
Namun, ada dua produk susu yang menjadi pengecualian dari Parkinson.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Parkinson's Foundation, hampir satu juta orang di AS hidup dengan penyakit ini. Saat mempelajari penyakit Parkinson, para peneliti terus melaporkan informasi mengejutkan tentang gangguan sistem saraf progresif ini. Misalnya, selamat dari serangan jantung dapat menurunkan risiko parkinson seseorang sebesar 20 persen, dan tempat tinggal bisa memengaruhi peluang terkena penyakit tersebut.
Kini, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Nutritional Neuroscience menunjukkan bahwa minuman yang dianggap sehat oleh banyak orang dapat meningkatkan risiko parkinson. Minuman yang dimaksud adalah susu sapi dan produk susu tertentu lainnya.
"Banyak penelitian telah menemukan bukti hubungan antara penyakit parkinson dan produk susu rendah lemak. Penyelidikan epidemiologis telah menyimpulkan bahwa efek antiuremik dari protein susu adalah penyebab utama di balik keterkaitan ini," kata Usmarah Hussain, editor di Brain Reference seperti dilansir dari BestLife, Kamis (13/7/2022).
Lali mengapa minum susu dapat meningkatkan risiko parkinson seseorang? Usamah mengatakan bahwa urate adalah produk limbah umum yang dihasilkan oleh pemecahan bahan kimia yang disebut purin. Urat melindungi tubuh dari parkinson, tetapi protein susu mengurangi produksi urat yang pada gilirannya mengurangi kemampuan seseorang untuk melawan parkinson.
"Tapi perlu dicatat bahwa susu asam dan yogurt adalah pengecualian," kata Usamah.
Informasi ini tentu menimbulkan kebingungan karena selama ini banyak studi yang menemukan bahwa minum susu dapat bermanfaat bagi aspek-aspek tertentu dari kesehatan seperti kesehatan jantung. Tetapi jika Anda ingin mengurangi risiko terkena parkinson, mungkin bijaksana untuk memikirkan kembali untuk tidak mengonsumsi susu.
“Makan makanan dan minuman yang mengandung flavonoid, seperti buah beri, apel, jus jeruk, dan teh dapat menurunkan risiko penyakit parkinson pada pria hingga 40 persen,” kata Harvard School of Public Health (HSPH). Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa minum kafein dapat memangkas risiko juga.
Kesadaran masyarakat akan parkinson telah tumbuh selama bertahun-tahun, terutama setelah aktor Michael J Fox mengungkapkan diagnosis penyakitnya pada tahun 1998. National Institute on Aging (NIH) menggambarkan parkinsom sebagai gangguan otak yang menyebabkan gerakan yang tidak diinginkan atau tidak terkendali, seperti gemetar, kaku, dan kesulitan dengan keseimbangan dan koordinasi.
NIH menjelaskan bahwa gejala parkinsom cenderung mulai secara perlahan dan menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. "Seiring penyakit berkembang, pasien mungkin mengalami kesulitan berjalan dan berbicara," kata ahli NIH.
Parkinson juga dapat menyebabkan masalah dengan memori dan tidur, serta kesulitan mental dan perilaku. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS melaporkan bahwa pada periode antara 1999 dan 2017, tingkat kematian untuk orang dewasa di atas usia 65 dengan parkinson meningkat sebesar 57 persen.
Para ilmuwan belum mengetahui pasti apa yang menyebabkan parkinson, tetapi diperkirakan bahwa 15 persen kasus mungkin disebabkan oleh genetika. Kemungkinan penyebab lain dari parkinson mungkin termasuk pemicu lingkungan, serta adanya zat di otak yang disebut Lewy.
"Penuaan juga mungkin berperan. Dan pria lebih mungkin menderita parkinson daripada wanita," kata ahli.
Tanpa obat atau penyebab parkinson yang diketahui, penting untuk mengetahui cara mencegah penyakit tersebut. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik dan mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang direkomendasikan, di antara pilihan gaya hidup lainnya.