Ganja Medis Bisa Sembuhkan Cerebral Palsy? Ini Jawaban Ahli Neurologi Anak
Ahli neurologi anak ingatkan ganja bukan obat dewa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli neurologi anak dr Setyo Handryastuti tidak merekomendasikan ganja medis dalam tatalaksana perawatan anak dengan cerebral palsy. Menurut dia, hingga kini tidak ada bukti ilmiah yang mengonfirmasi bahwa ganja bisa mengurangi kekakuan otot serta mengatasi masalah tidur pada anak dengan cerebral palsy.
"Setelah kami telaah secara ilmiah dengan mengumpulkan jurnal-jurnal penelitian, tidak cukup bukti bahwa ganja bisa mengurangi kekakuan dan tidak cukup bukti juga bahwa ganja bisa mengatasi problem tidur pada anak cerebral palsy, sehingga kami mengambil kesimpulan bahwa ganja tidak direkomendasikan untuk tatalaksana pengobatan cerebral palsy," kata dr Setyo dalam Live Instagram yang disiarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia, Rabu (13/7/2022).
Cerebral palsy (CP) merupakan penyakit yang menyebabkan gangguan pada otot, gerak, dan koordinasi tubuh. Dr Setyo juga secara tegas membantah informasi liar yang menyebutkan bahwa ganja bisa menyembuhkan anak dengan cerebral palsy. Karena, menurut dia, cerebral palsy tidak akan bisa diobati hingga 100 persen.
"Apalagi yang sekarang beredar di kalangan masyarakat bahwa ganja bisa menyembuhkan CP. Nggak bisa itu. Jadi kalau perkembangan otak terganggu itu ya nggak bisa diapa-apain. Jadi ganja bukan obat dewa, kalau seperti yang sekarang beredar kan sepertinya ganja sangat didewakan," kata dr Setyo.
Selain itu, penggunaan ganja untuk pasien cerebral palsy tak direkomendasikan. Sebab, belum ada studi yang meninjau efek samping jangka panjang.
Dr Setyo tak memungkiri bahwa banyak studi telah membuktikan manfaat ganja untuk medis, seperti halnya dalam tatalaksana epilepsi. Kendati begitu, penggunaan ganja untuk epilepsi pun masih terbatas, di mana hanya pasien dengan kondisi berat yang bisa menggunakannya.
"Tapi ya tetap efek sampingnya cukup tinggi seperti gangguan pencernaan, kekhawatiran akan adiksi, dan lain-lain," kata dr Setyo.
Jadi, menurut dr Setyo, untuk kasus epilepsi pun sebetulnya ada banyak cara lain yang bisa digunakan selain ganja. Apalagi, ganja lebih banyak efek samping daripada manfaatnya.
Dr Setyo menjelaskan cerebral palsy tidak bisa diobati penyebabnya, namun yang ditangani adalah gejala klinis yang tampak beserta komorbiditas dan komplikasinya. Itu semua membutuhkan terapi yang sangat komprehensif dan melibatkan banyak pihak, mencakup dokter saraf anak, dokter spesialis anak, dokter rehabilitasi medik, terapi, hingga ahli gizi yang masing-masing mengerjakan bagiannya.
"Contohnya gini, kalau dokter saraf anak akan mengurusi kekakuan otot, kalau ada epilepsi juga diobati oleh dia," jelas dr Setyo.
Lalu, dokter rehabilitasi medik akan memberikan rencana terapi dan alat bantu apa yang diperlukan anak. Sementara itu, kalau ada kendala makan tentu jadi tugas ahli gizi.
"Intinya ada banyak banget yang terlibat untuk menangani cerebral palsy," jelas dr Setyo.