Australia akan Berikan Lagi Bantuan Tunai Covid-19
Australia akan memberikan lagi bantuan tunai Covid-19 bagi kalangan pekerja lepas
REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY - Australia akan memberikan lagi bantuan tunai bagi kalangan pekerja lepas yang harus menjalani karantina karena terinfeksi Covid-19. Demikian dikatakan Perdana Menteri Anthony Albanese, Sabtu (16/7/2022).
Negara itu tengah menghadapi gelombang baru Covid-19 yang dipicu subvarian omicron, BA.4 dan BA.5. Pihak berwenang memperingatkan, wabah terbaru bisa membuat sistem kesehatan tertekan.
"Saya ingin memastikan orang-orang tidak ditinggalkan, bahwa mereka yang rentan diperhatikan," kata Albanese kepada pers usai bertemu dengan para pemimpin negara bagian.
"Tak seorang pun (harus) dihadapkan pada pilihan tak menyenangkan, tak bisa menjalani isolasi dengan baik tanpa kehilangan penghasilan dan tanpa menghadapi situasi yang sangat sulit," katanya.
Albanese mengatakan, pemberian bantuan hingga 750 dolar Australia (Rp 7,64 juta) untuk setiap masa karantina tujuh hari berlaku lagi dan diperpanjang sampai 30 September. Sebelumnya kebijakan itu berakhir pada 30 Juni. Perpanjangan itu akan menghabiskan sekitar 800 juta dolar Australia (Rp 8,15 triliun), yang akan ditanggung bersama pemerintah federal dan negara bagian.
Masyarakat bisa mendaftar untuk mendapatkan bantuan itu mulai 20 Juli. Hingga akhir tahun lalu, pemerintah menghabiskan hampir 13 miliar dolar Australia (Rp 132,39 triliun) bagi 2,4 juta pekerja dalam bentuk bantuan pandemi, menurut data resmi. Total bantuan federal sejak pandemi dimulai diperkirakan lebih dari 300 miliar dolar Australia (Rp 3,01 kuadriliun).
Pihak berwenang meminta masyarakat mengenakan masker di dalam ruangan dan menjalani vaksinasi dosis penguat (booster) ketika Australia bersiap menghadapi jutaan kasus baru dalam beberapa pekan ke depan. Selain Covid-19, negara itu juga didera wabah flu musiman. "Gelombang baru kemungkinan memuncak pada Agustus," kata Albanese.
Dia menambahkan, otoritas kesehatan telah menyamakan tingkat infeksi varian baru dengan campak. Kasus rawat inap di sejumlah negara bagian telah melampaui rekor sebelumnya.
Lebih dari 4.600 pasien kini dirawat akibat Covid-19 di seluruh Australia.Sejak awal pandemi, negara itu telah melaporkan sekitar 8,7 juta kasus Covid-19 dan 10.549 kematian, jauh lebih rendah daripada kebanyakan negara lain.