Selamat Jalan Aktivis Senior HMI yang Mendalami Pemikiran Bung Karno: Hadi Subeno

Perginya seorang senior HMI.

Lukman Hakiem
Hadi Subeno
Red: Muhammad Subarkah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Lukman Hakiem, Mantan Anggota DPR dan Anggota Tim Penasihat Wapres Hamzah Haz.


Berita duka menyergap tiba-tiba, ung Hadi Supeno wafat pada tanggal 17 Juli 2022. Baru sebulan yang lalu dia, istri, anak, dan menantunya datang ke rumah untuk menjenguk saya yang masih dalam masa pemulihan akibat gejala strok ringan. Pagi itu, dia menelpon dan mengabarkan keberadaannya yang sudah dekat dengan rumah saya. Suatu kunjungan yang mengejutkan. Ketika hendak pamit, dia mengajak berfoto bersama, kemudian dia viralkan ditambahi kalimat, Alhamdulillah, Bung Elha sudah banyak perkembangan. Jelas bicara, jelas melihat, lincah gerak melangkah, semoga cepat recovery, bugar dan kembali beraktivitas.”

Saya mengenal Hadi Supeno sejak tahun 1979 ketika dia menjadi mahasiswa FIP IKIP Yogyakarta. Dengan takdir Allah, Hadi memilih tempat kos di sekretariat HMI Korkom IKIP Yogyakarta. Sejak saat itu, persahabatan kami semakin erat. Sebagai junior, Hadi Supeno tidak segan berdebat dengan saya, dan saya pun meladeninya dengan semampu saya. Sebagai aktivis HMI, Hadi Supeno dikenal sebagai aktivis yang mendalami pikiran-pikiran Bung Karno. Karena itu, beberapa teman menyebut Supeno itu semangka, luarnya hijau, dalamnya merah. Tapi buat saya itu adalah hal yang wajar saja, karena Sukarno adalah proklamator kemerdekaan bangsa Indonesia yang tentu saja seluruh pikiran dan tindakannya harus dipelajari oleh segenap anak bangsa, tidak terkecuali kader-kader HMI. Dalam hal inilah saya sering berdiskusi dengan Hadi Supeno, mengenai pikiran-pikiran Sukarno.

Saya dan Hadi Supeno ditakdirkan Allah sama-sama senang menulis. Kami bagai berlomba melahirkan tulisan untuk dimuat di media lokal maupun nasional. Sebagai aktivis mahasiswa, Hadi Supeno menjalani kehidupan sambil menjadi guru SD. Di tempat kosnya, di pinggiran kota Yogya, Hadi Supeno tetap beraktivitas misalnya menggerakkan kegiatan-kegiatan keislaman, seperti pelaksanaan sholat Idul Fitri. Karena itu, saya melihat Hadi Supeno sebagai kader HMI yang nasionalis dan tidak pernah kehilangan gairah keislamannya.

Saya mengenang Hadi Supeno sebagai seseorang yang sangat peduli kepada teman. Ketika saya, terkena gejala strok ringan dan dirawat di RS PKU Muhammadiyah, beberapa kali dia menelpon anak saya dan menanyakan keadaan saya. Bahkan, dia sempat mengirimi saya uang. Yang mengejutkan, pada tanggal 17 Juni pagi, tiba-tiba dia menelpon dan mengabarkan posisinya yang sudah dekat dengan rumah saya. Saya sama sekali tidak menduga itulah kunjungan dan pertemuan saya yang terakhir dengan Hadi Supeno. Ketika berkunjung itu dia mengabsen beberapa nama, apakah sudah menjenguk saya atau belum. Beberapa nama yang dia absen, alhamdulillah sudah datang ke rumah.

Selamat jalan, Bung. Surga menantimu, Insya Allah.

_Allahummagfirlahu warhamu wa’afihi waf’uanhu waakrim _nuzullahu wawahsi madkhalahu. Aamiin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler