Jurnalis Israel Masuki Makkah, Menteri Israel: Tindakan Bodoh dan tidak Bertanggung Jawab

Menurutnya, laporan jurnalis Israel itu merugikan hubungan Israel dan Arab Saudi.

AP/Mosa'ab Elshamy
Pemandangan kota suci Makkah dari udara. Jurnalis Israel Masuki Makkah, Menteri: Tindakan Bodoh dan tidak Bertanggung Jawab
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang jurnalis Israel dari Channel 13 Gil Tamary memasuki situs suci umat Islam di Makkah dan membuat laporan video dari kunjungannya tersebut. Menteri Kerja Sama Regional Israel Issawi Frej mengecam tindakan Tamary tersebut. 

Baca Juga


"Saya minta maaf, (tapi) itu adalah hal yang bodoh untuk dilakukan dan dibanggakan," kata Issawi, Rabu (20/7/2022).

Issawi menambahkan tindakan Tamary tidak bertanggung jawab dan hanya mementingkan peringkat. Menurutnya, laporan itu merugikan upaya yang didorong AS untuk membuat hubungan Israel dan Arab Saudi lebih normal, sebagaimana kesepakatan diplomatik 2020 dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain.

Sebelumnya, video Tamary yang menyiarkan lapaoran berupa video dari Makkah viral di dunia maya. Dalam video tersebut Tamary dengan didampingi seseorang berkendara di sekitar kota Makkah  sembari menjelaskan pemandangan di sejumlah tempat suci di kota tersebut. Tamari juga melakukan swafoto di gunung Arafah.

Aksi Tamari tersebut mendapat kecaman dari warganet. Para pengguna internet ramai-ramai mencamtumkan tagar 'Yahudi di Masjidil Haram' di berbagai sosial media yang mereka miliki. 

Tidak hanya itu, aksi Tamary tersebut juga dikecam oleh pro-Israel, termasuk blogger Saudi Mohammed Saud, yang telah mengunjungi Israel dan mendukung normalisasi antara Tel Aviv dan negara-negara Arab.

"Teman-teman terkasih di Israel, salah satu reporter Anda memasuki kota suci Muslim Makkah  dan merekam tanpa rasa malu,” kata Saud. 

Tamary dinilai melanggar aturan larangan masuk bagi non-Muslim ke Kota Makkah dan situs penting lainnya dalam Islam. Seseorang yang melanggar aturan tersebut bisa dikenakan hukuman denda atau deportasi.

Tamary juga telah meminta maaf di media sosialnya dan menyatakan bahwa tujuan dari video tersebut adalah untuk menunjukkan keindahan dan pentingnya Makkah.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler