Gejala Kanker Amandel Terasa di Leher, tak Timbulkan Rasa Sakit

Gejala kanker amandel cenderung tidak mudah dikenali karena tidak terasa sakit.

www.freepik.com.
Leher (ilustrasi). Kemunculan benjolan pada leher terkait kanker amandel biasanya disertai dengan beberapa gejala lain.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menemukan kanker lebih awal bisa membantu meningkatkan keberhasilan pengobatan dan harapan hidup pasien. Namun, bukan hal yang mudah untuk bisa mengenali tanda dan gejala kanker, termasuk kanker amandel.

Menurut Cancer Research UK, salah satu tanda dari kanker amandel adalah benjolan pada leher. Benjolan ini tak memunculkan rasa sakit.

Kemunculan benjolan pada leher terkait kanker amandel ini biasanya disertai dengan beberapa gejala lain. Gejala tersebut antara lain nyeri tenggorokan, nyeri pada kuping, dan kesulitan menelan.

Amandel merupakan dua kelenjar yang terletak di tenggorokan. Keberadaan amandel berfungsi untuk mengurangi infeksi dengan cara menghentikan masuknya kuman berbahaya ke dalam tubuh yang datang dari mulut dan hidung.

"Kanker amandel terjadi ketika sel-sel sehat di amandel mengalami perubahan pada DNA-nya," kata Mayo Clinic, seperti dilansir laman Express, Senin (25/7/2022).

DNA sel memuat instruksi yang dapat memerintahkan sel untuk melakukan sesuatu. Perubahan pada DNA bisa membuat sel bertumbuh tak terkontrol dan terus hidup di saat sel-sel sehat lain mengalami kematian.

"Sel-sel yang berakumulasi akan membentuk sebuah tumor yang bisa bertumbuh melebihi amandel," jelas Mayo Clinic.

Sel-sel kanker ini kemudian bisa menyebar ke area tubuh lain. Belum diketahui apa yang menyebabkan terjadinya kanker amandel. Akan tetapi, studi menemukan bahwa human papillomavirus (HPV) memainkan peran penting dalam terjadinya kanker amandel.

"Infeksi (HPV) yang biasanya ditularkan secara seksual ini terdeteksi pada sebagian besar kasus kanker amandel di Amerika Serikat," jelas Mayo Clinic.

Baca Juga


Kanker amandel yang disebabkan oleh infeksi HPV cenderung terjadi pada kelompok usia yang lebih muda. Jenis kanker ini biasanya memberikan respons yang baik terhadap terapi pengobatan.

Selain infeksi HPV, beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker amandel adalah kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Melakukan kedua kebiasaan ini bisa semakin meningkatkan risiko kanker amandel.

Keberadaan kanker amandel bisa dikenali oleh dokter melalui serangkaian pemeriksaan. Salah satunya adalah pemeriksaan fisik dengan menggunakan cermin kecil untuk melihat area tenggorokan.

Dokter juga akan mengecek ada atau tidaknya pembengkakan pada kelenjar getah bening di leher. Tes infeksi HPV juga bisa dilakukan.

"Satu-satunya cara untuk mengonfirmasi diagnosis kanker adalah dengan mengambil jaringan kecil (biopsi) dari area yang tampak abnormal," ujar Cancer Research UK.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler