Mengapa Sebagian Orang Alami Gejala Lebih Berat Akibat Omicron?

Infeksi omicron cenderung lebih ringan dibandingkan delta.

www.pixabay.com
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Varian omicron cenderung memunculkan gejala yang berkaitan dengan saluran pernapasan atas.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Omicron digadang sebagai varian Covid-19 yang lebih ringan dibandingkan dengan delta. Akan tetapi, sebagian orang mengeluhkan gejala yang cukup berat ketika terinfeksi oleh omicron.

Profesor Dale Fisher dari Yong Loo Lin School of Medicine mengungkapkan bahwa varian omicron cenderung memunculkan gejala yang berkaitan dengan saluran pernapasan atas. Beberapa di antaranya adalah hidung beringus, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan.

"Ini lebih banyak ditemukan di omicron dibandingkan di delta," jelas Profesor Fisher, seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (26/7/2022).

Di sisi lain, varian delta lebih sering memunculkan gejala yang berkaitan dengan saluran pernapasan bawah. Beberapa di antaranya adalah demam, batuk, dan sesak napas. Kehilangan indra penciuman dan pengecap juga lebih umum ditemukan pada kasus varian delta dibandingkan omicron.

Baca Juga


 

Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

Berkaitan dengan gejala-gejala ini, Profesor Fisher mengatakan ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meringankannya. Sebagian di antara cara tersebut adalah istirahat, penggunaan parasetamol sesuai keluhan, dan menjaga kecukupan cairan.

"Tentu, tetap waspadai tanda penurunan kondisi, terutama pneumonia, dan lakukan semua hal yang diperlukan untuk mencegah (penyebaran virus) kepada orang lain," jelas Profesor Fisher.

Spesialis penyakit menular dari Farrer Park Medical Centre Dr Nicholas Chew mengungkapkan, omicron dianggap sebagai varian yang lebih ringan karena gejala-gejala yang ditimbulkan cenderung tidak berkembang menjadi sesuatu yang mengancam jiwa. Pada kasus delta, misalnya, seorang individu dengan faktor risiko tertentu bisa mengalami demam tinggi, kesulitan bernapas, atau perlu mendapatkan perawatan ICU.

"Tapi dalam kasus omicron, banyak individu dengan faktor risiko yang sama, tidak mengalami komplikasi berat seperti membutuhkan oksigen atau perawatan ICU," ujar Dr Chew.

Namun, dengan begitu banyaknya orang yang terinfeksi varian omicron, akan ada sejumlah orang yang mengalami sakit berat atau gejala yang sangat signifikan. Perbedaan kondisi yang dialami pasien ketika terpapar varian omicron ini bisa dipengaruhi oleh beragam faktor.

Salah satu faktor tersebut adalah kondisi kekebalan dasar yang dimiliki seseorang. Faktor lainnya adalah respons imun, jenis vaksinasi yang didapatkan, dan toleransi terhadap rasa sakit dan ketidaknyamanan.

"Ketika individu mengatakan (varian) tidak ringan, mereka merujuk pada gejala. Ketika dokter mengatakan (varian) itu tidak ringan, mereka merujuk pada mereka yang membutuhkan oksigen atau pelayanan ruang perawatan intensif (ICU)," jelas ahli penyakit menular dari Rophi Clinic Dr Leong Hoe Nam.

Risiko terkait long Covid juga tak bisa dikesampingkan dalam kasus omicron. Gejala yang muncul pada kasus long Covid tidak mencerminkan tingkat penularan, melainkan merefleksikan organ yang masih cedera. Gejala batuk berkepanjangan misalnya, menunjukkan bahwa tenggorokan masih mengalami cedera.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler