Wali Kota Surabaya tidak Rela KSH Dimarahi Warga Saat Tugas

Ada yang sambat soal penolakan ketika para kader akan memeriksa jentik nyamuk demam.

ANTARA/Adeng Bustomi
Wali Kota Surabaya tidak Rela KSH Dimarahi Warga Saat Tugas (ilustrasi).
Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan tidak rela jika ada Kader Surabaya Hebat (KSH) dimarahi warga saat menjalankan tugas pendataan penduduk di lingkungan masyarakat.

Baca Juga


"Jika hal itu terjadi maka petugas kelurahan dan puskesmas harus turun tangan membantu KSH yang kesulitan," kata Wali Kota Eri Cahyadi saat Ngobrol Santai Bareng (Ngobras) dengan ribuan KSH di Gedung Pertemuan Barunawati, Surabaya, Selasa (26/7/2022).

Wali Kota Eri mengatakan, jika menemukan warga yang tidak mau didata oleh KSH, maka pihaknya menyarankan KSH untuk meninggalkan warga itu dan melaporkan ke lurah biar turun beserta petugas puskesmas setempat. "Penjenangan (anda) membantu pemerintah itu memberikan informasi, tapi saya tidak rela kalau panjenengan dimarahi orang," ujar Eri.

Eri berpesan kepada seluruh KSH untuk tidak sungkan melapor ke lurah atau camat ketika mengalami kendala di lapangan saat melakukan pendataan. Penegasan Eri tersebut berawal dari perwakilan yang menyampaikan usulan hingga keluhan kepada saat Ngobras.

Salah satunya, ada yang sambat soal penolakan ketika para kader akan memeriksa jentik nyamuk demam berdarah dengue (DBD) di salah satu rumah warga. Salah satunya yaitu KSH asal Kelurahan Krembangan Selatan RW 8, Marzuni yang mengeluhkan soal penolakan dari salah satu warga saat pengecekan jentik nyamuk.

Marzuni mengaku, meskipun sudah dilengkapi dengan atribut rompi KSH resmi dari Pemkot Surabaya, akan tetapi ada beberapa warga yang kurang yakin. "Saya sudah pakai seragam rompi dan keplek (identitas), bahkan saya sempat mengajak pensiunan polisi agar percaya tapi tidak dipercaya warga. Saya juga sudah lapor koordinator kelurahan, mohon solusinya kalau ada warga yang tidak mau diperiksa," kata Marzuni.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler