Konsep 3 G Ala Sandiaga Uno di BSI DiginoFest 2022
Menparekraf Sandiaga Uno hadir memberi motivasi dalam BSI DiginoFest 2022.
REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI - Kegiatan BSI DiginoFest 2022 hari kedua yang berlangsung di BSI Convention Center semakin menarik perhatian pengunjung. Gelaran ini kian menarik terlebih dengan hadirnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno.
Sandiaga Salahudin Uno atau biasa disapa Bang Sandi menyampaikan perkembangan Start Up yang ada di Indonesia melalui video Zoom di acara BSI DiginoFest 2022 pada Kamis (28/7/2022).
Sandi memaparkan pada 2022 tercatat ada 210 juta pengguna aktif internet dan 191 juta pengguna media sosial. Angka penetrasi internet di Indonesia 77% dan jumlah perusahaan rintisan atau start up Indonesia ada di urutan kelima dunia. Pada 2022 tercatat perusahan rintisan mencapai 2.346 startup. Ada 10 startup di Indonesia yang berstatus menjadi unicorn dan dua yang menjadi decacorn.
"Hal ini menujukkan bahwa start up Indonesia tidak hanya tinggi secara kuantitas tapi juga meningkat secara kualitas,” ungkapnya dalam sambutan di acara BSI DiginoFest 2022.
Menurutnya, diselenggarakannya BSI DigonoFest 2022 ini harus mampu menciptakan terobosan untuk memberi peluang menciptakan keadilan sosial dan keadilan sosial digital bagi seluruh rakyat Indonesia. “Saya ingin mengajak kita semua untuk terus berinovasi dan beradaptasi, kolaborasi dengan semangat 3 G yakni Garcep (Gerak Cepat), Geber (Gerak Bersama), Gaspol (Gerak semangat potensi)," kata Sandi.
"Universitas BSI harus menciptakan ekosistem agar kita semua dapat menciptakan perkembangan pembangunan secara merata. Kita harus sesuaikan kebijakan pemerintah agar lebih berpihak pada kondisi ekonomi masyarakat yang belum terangkat taraf hidupnya, kita harus angkat taraf hidup masyarakatnya, luas kesempatan kerjanya,” jelasnya.
Dalam kesepatan tersebut, Bang Sandi juga mengajak para peserta untuk membangun semangat berwirausaha agar tercipta lowongan pekerjaan. Menurutnya saat ini kita sedang menghadapi ancaman krisis ekonomi, kenaikan harga bahan pokok, krisis pangan, energi, dan sekarang sulit mencari pekerjaan karena semakin tinggi jumlah pengangguran.
“Saya memiliki pengalaman pribadi di mana dulu saya di PHK, lalu mengubah mindset dari karyawan menjadi pengusaha. Hal awal yang paling susah sekali yakni mengambil risiko diterpa krisis. Alhamdulila, yang awalnya membuka usaha hanya bertiga, kini membuka usaha nasional serta membuka lowongan kerja untuk 30 ribu karyawan,” ungkapnya.