IPB University Siap Terlibat dalam Penyelidikan Cacar Monyet

Laboratorium IPB University sudah disiapkan untuk melakukan uji diagnosis.

Dok IPB University
Rektor IPB University, Prof Arif Satria.
Rep: Shabrina Zakaria Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pusat Studi Satwa Primata IPB University Bogor belum menerima arahan terkait penyelidikan cacar monyet secara formal, seperti yang disebutkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Namun, Rektor IPB University, Arif Satria, mengaku pada prinsipnya IPB siap jika dilibatkan dalam penyelidikan epidemiologi.

Baca Juga


“Siap untuk membantu mengatasi masalah itu. Jadi laboratorium kita sudah disiapkan sekarang ini untuk melakukan uji diagnosis terhadap cacar monyet dan juga Penyakit Mulut dan Kuku (PMK),” kata Arif kepada Republika.co.id, Jumat (29/7/2022).

Arif menjelaskan, kesiapan itu tak lepas dari lengkapnya fasilitas laboratorium Pusat Studi Satwa Primata IPB University. Serta sumber data manusia yang sangat kompeten dalam mengatasi masalah dan melakukan kegiatan penelitian.

Lebih lanjut, ia mengatakan, IPB University telah berinteraksi dengan dunia primata sejak lama. Bahkan pihaknya memiliki Pulau Tinjil yang berisi monyet-monyet serta dijadikan tempat untuk penelitian.

“Dan saat ini baru kita lakukan rapat rapat informal. Jadi memang ipb sudah dilibatkan dalam rapat rapat informal ya. Memang belum ada penunjukan langsung tapi kita sudah siap. Kita sudah siapkan langkah-langkahnya,” jelas Arif.

Dia menyebutkan, cacar monyet memang berdampak pada manusia dan monyet itu sendiri. Oleh karena itu penelitian tentang primata itu oleh IPB University dinilainya sudah sangat advance.

Bahkan, lanjut Arif, kegiatan dari riset primata ini punya kontribusi besar bagi vaksin-vaksin yang ada di indonesia. “Jadi kita bekerjasaama dengan berbagai pihak dalam pengembangan vaksin dan sebagian vaksin berasal dari fetus monyet itu,” ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler