Peringatan Buat si Paling Ngopi, Ini 3 bahaya Terlalu Banyak Konsumsi Kafein
Ilustrasi kopi (pexels.com/Rukiye Demir)
Minum kopi sudah menjadi bagian hidup masyarakat Indonesia saat ini. Hal ini didukung dengan banyaknya kedai kopi yang bisa kita temui di manapun. Baik warung kopi sederhana yang menyediakan kopi dalam bentuk saset, coffe shop kekinian yang astetik, atau restoran mahal yang menyediakan kopi dalam pilihan menu mereka. Varian kopi yang beragam juga memudahkan orang-orang untuk memilih kopi seperti apa yang sesuai dengan lidah mereka.
Fenomena seperti di atas inilah yang membuat banyak orang begitu ketagihan akan kopi. Tapi tahukah kalian bahwa terlalu banyak mengkonsumsi kopi juga tidak baik bagi kesehatan?. Pasalnya kafein yang terkandung dalam kopi memiliki efek yang tidak baik bahkan berbahaya bila dikonsumsi secara berlebihan. Dilansir dari healthline.com inilah 3 hal berbahaya ketika terlalu banyak mengkonsumsi kopi.
Kecemasan
Kafein diketahui dapat meningkatkan kewaspadaan. Ia bekerja dengan menghalangi efek adenosin, zat kimia otak yang membuat kamu merasa lelah. Pada saat yang sama, memicu pelepasan adrenalin, hormon fight-or-flight yang terkait dengan peningkatan energi. Namun, pada dosis tinggi, efek ini dapat menyebabkan kecemasan dan kegugupan.
Faktanya, gangguan kecemasan akibat kafein adalah salah satu dari empat sindrom terkait kafein yang tercantum dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association. Asupan harian yang sangat tinggi 1.000 mg atau lebih per hari telah dilaporkan menyebabkan kegugupan, kegelisahan dan gejala serupa pada kebanyakan orang, bahkan di taraf asupan yang cukup sekalipun dapat menyebabkan efek serupa pada individu yang sensitif terhadap kafein.
Selain itu, dosis sederhana telah terbukti menyebabkan pernapasan cepat dan meningkatkan tingkat stres ketika dikonsumsi dalam sekali duduk. Satu studi pada 25 pria sehat menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi sekitar 300 mg kafein mengalami stres lebih dari dua kali lipat dibandingkan mereka yang menggunakan plasebo.
Menariknya, tingkat stres antara konsumen kafein biasa dan konsumen yang jarang mengkonsumsi kafein itu serupa, menunjukkan senyawa tersebut mungkin memiliki efek yang sama pada tingkat stres terlepas dari apakah kamu meminumnya secara teratur atau tidak. Namun demikian, hasil ini masih awal. Kandungan kafein kopi sangat bervariasi. Sebagai referensi, kopi besar “grande” di Starbucks mengandung sekitar 330 mg kafein.
Jika kamu merasa sering merasa gugup atau gelisah ketika mengkonsumsi minuman berkafein, mungkin ada baiknya untuk melihat asupan kafein kamu dan menguranginya.
Masalah Pencernaan
Banyak orang menemukan bahwa secangkir kopi pagi membantu perut mereka bergerak. Efek pencahar kopi telah dikaitkan dengan pelepasan gastrin, hormon yang diproduksi perut yang mempercepat aktivitas di usus besar. Terlebih lagi, kopi tanpa kafein telah terbukti menghasilkan respons serupa.
Namun, kafein itu sendiri tampaknya juga merangsang pergerakan usus dengan meningkatkan peristaltik, kontraksi yang menggerakkan makanan melalui saluran pencernaan kamu. Mengingat efek ini, tidak mengherankan bahwa dosis besar kafein dapat menyebabkan mencret atau bahkan diare pada beberapa orang. Karena kopi dapat memiliki efek besar pada fungsi pencernaan, kamu mungkin bisa mengurangi konsumsi kopi atau beralih ke teh jika mengalami masalah.
Detak Jantung yang Cepat
Efek stimulasi dari asupan kafein yang tinggi dapat menyebabkan jantung knda berdetak lebih cepat. Ini juga dapat menyebabkan ritme detak jantung yang berubah, yang disebut fibrilasi atrium. Hal ini dilaporkan sering terjadi pada orang usia muda yang mengonsumsi minuman energi dengan dosis kafein sangat tinggi.
Dalam satu studi kasus, seorang wanita yang menggunakan dosis besar bubuk kafein dan tablet dalam percobaan bunuh diri mengembangkan detak jantung yang sangat cepat, gagal ginjal dan masalah kesehatan serius lainnya. Namun, efek ini tampaknya tidak terjadi pada semua orang. Bahkan beberapa orang dengan masalah jantung mungkin dapat mentolerir kafein dalam jumlah besar tanpa efek samping.
Dalam satu studi terkontrol, ketika 51 pasien gagal jantung mengonsumsi 100 mg kafein per jam selama lima jam, detak jantung dan ritme mereka tetap normal. Oleh karena itu terlepas dari hasil penelitian yang beragam, jika kamu melihat melihat adanya perubahan pada detak atau ritme jantung kamu setelah meminum minuman berkafein, pertimbangkanlah untuk mengurangi asupan senyawa alkaloid xantina itu.