Gubernur Jatim: Tenaga Kesehatan Prioritas Vaksin Booster Kedua

Gubernur Jatim Khofifah sebut tenaga kesehatan jadi prioritas vaksin booster kedua.

Republika/Wilda Fizriyani
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meninjau pelaksanaan vaksinasi. Gubernur Jatim Khofifah sebut tenaga kesehatan jadi prioritas vaksin booster kedua.
Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan para tenaga kesehatan menjadi prioritas untuk pemberian vaksin dosis keempat atau booster kedua sebagai upaya penanggulangan terhadap Covid-19.

Baca Juga


"Kami mendukung vaksin dosis keempat yang dilakukan sebagai bentuk kesiapan tenaga kesehatan jika terjadi gelombang susulan penambahan kasus Covid-19," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Senin (1/8/2022).

Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut berharap adanya booster kedua bagi tenaga kesehatan akan disusul dengan pemberian vaksin pada sasaran selanjutnya hingga masyarakat umum.

Menurut dia, dukungan terhadap semua pihak sangat dibutuhkan dalam menekan jumlah kasus pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. "Kami akan terus memastikan vaksinasi berjalan lancar dan menyeluruh pada target sasaran yang telah ditentukan," ucap Gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.

Sebagai informasi, jika vaksinasi booster pertama menggunakan jenis Sinovac maka booster kedua dapat menggunakan beberapa jenis vaksin. Yakni, Astra Zeneca dengan dosis separuh dosis atau 0,25 mililiter, Pfizer dosis separuh dosis atau 0,15 ml, Moderna dosis penuh atau 0,5 ml, Sinopharm dengan dosis penuh atau 0,5 ml dan Sinovac dosis penuh atau 0,5 ml.

Kemudian, jika booster pertama menggunakan Astra Zeneca maka vaksin kedua dapat menggunakan jenis Moderna separuh dosis atau 0,25 ml, Pfizer separuh dosis atau 0,15 ml, dan Astra Zeneca dosis penuh atau 0,5 ml.

Selanjutnya, jika booster pertama menggunakan Pfizer maka kedua jenisnya Pfizer dengan dosis penuh atau 0,3 ml, Moderna separuh dosis atau 0,25 ml dan Astra Zeneca dosis penuh atau 0,5 ml.

Berikutnya, apabila pada booster pertama menggunakan Moderna maka yang kedua dapat menggunakan jenis Moderna dosis separuh dosis atau 0,25 ml. Lalu, jika pada booster pertama menggunakan Sinopharm maka kedua menggunakan jenis vaksin Sinopharm dosis penuh atau 0,5 ml. Persyaratan pemberian vaksin booster kedua bagi tenaga kesehatan memiliki interval enam bulan sejak booster pertama.

Sementara itu, Gubernur Khofifah kembali mengimbau kepada bupati/wali kota se-Jatim untuk memaksimalkan percepatan vaksinasi booster dosis pertama bagi masyarakat.

"Seluruh Puskesmas harus menyediakan. Jika ada kendala atau kekurangan vaksin segera melaporkan ke dinas kesehatan setempat agar segera ditindaklanjuti oleh provinsi," kata dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler