Studi Ungkap Hepatitis Misterius Berkaitan dengan Kombinasi Virus dan Mutasi Gen

Dua virus yang berinteraksi dan mutasi gen diduga jadi penyebab hepatitis misterius.

www.freepik.com
Anak sakit (ilustrasi). Dua studi independen mengungkap kemungkinan penyebab hepatitis akut pada anak yang selama ini belum diketahui penyebabnya.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak Januari 2022, dokter di berbagai negara menemukan adanya kasus "hepatitis misterius" pada anak. Studi terbaru menemukan petunjuk bahwa hepatitis yang selama ini tak diketahui sebabnya itu mungkin disebabkan oleh kombinasi virus dan mutasi genetik.

Sejak kasus pertama ditemukan di Skotlandia, kasus hepatitis misterius kini telah menyebar ke banyak negara. Total kasus hepatitis misterius saat ini tercatat telah mencapai lebih dari 1.000 kasus.

Untuk mengetahui penyebab dari hepatitis misterius, dua studi independen yang berbeda dilakukan. Kedua studi ini mendapati bahwa kasus hepatitis misterius pada anak kemungkinan disebabkan satu atau dua virus yang berinteraksi dan juga mutasi gen.

Masing-masing studi tersebut dilakukan oleh tim peneliti dari University of Glasgow dan UCL Great Ormond Street Institute of Child Health. Kedua studi ini berlangsung di London, Inggris.

Hasil dari kedua studi ini menemukan adanya materi genetik dari Adeno-associated virus 2 (AAV2) yang tinggi pada hampir semua anak yang mengalami hepatitis misterius. Keberadaan materi genetik AAV2 dalam kadar yang tinggi tak ditemukan pada anak-anak sehat.

AAV2 sebenarnya merupakan virus yang sangat umum. Virus ini menginfeksi hampir semua orang di masa kanak-kanak. Oleh karena itu, materi genetik AAV2 bisa menetap di dalam tubuh dalam kadar yang rendah.

Keberadaan materi genetik AAV2 yang tinggi pada anak penderita hepatitis misterius turut memberikan misteri. Hal ini dikarenakan AAV2 merupakan virus yang dianggap tidak berbahaya. Infeksi AAV2 juga diketahui tak menyebabkan penyakit.

AAV2 baru bisa memperbanyak diri bila seseorang juga terinfeksi dengan adenovirus atau virus herpes. Berkaitan dengan ini, tim peneliti menilai keberadaan adenovirus atau virus herpes kemungkinan juga berkaitan dengan kemunculan hepatitis misterius.

Baca Juga


Hipotesis ini diperkuat oleh temuan tim peneliti dari University of Glasgow. Mereka mendapati adanya jejak yang kemungkinan berasal dari adenovirus HAdV (spesies C dan F) serta human herpes virus 6B (HHV6B). Jejak HAdV C dan F ditemukan pada enam dari sembilan anak yang terkena hepatitis misterius, dan jejak HHV6B ditemukan pada tiga dari sembilan anak.

Sebagai tambahan, delapan dari sembilan anak pengidap hepatitis misterius juga memiliki satu mutasi gen yang sama yaitu HLA-DRBI*04:01. Mutasi ini sebenarnya sangat tidak umum. Di antara pendonor darah Skotlandia, hanya sekitar 15,6 persen yang memiliki mutasi ini.

Di sisi lain, studi dari UCL menemukan adanya kadar AAV2 yang tinggi pada darah dan jaringan hati milik anak penderita hepatitis misterius. Mereka juga menemukan adanya indikasi bahwa patologi hepatik kemungkinan tidak berkaitan dengan infeksi litik secara langsung dari HAdV atau AAV2. Hal ini menyiratkan bahwa hepatitis misterius kemungkinan terjadi akibat mekanisme virus yang tak langsung.

"Ini merupakan studi-studi menggelitik yang meningkatkan kemungkinan bahwa AAV2, yang dikombinasikan dengan adenovirus, berkontribusi pada kasus hepatitis yang menyerang anak-anak," jelas Direktur Divisi Penyakit Menular dari Cincinnati Children's Hospital, Dr Paul Spearman, yang tak terlibat dalam studi.

Hepatitis akut misterius mengusik anak-anak. - (Republika)


Prof Emma Thompson yang terlibat dalam studi juga menyampaikan hal serupa. Dia mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada dua studi independen yang menunjukkan hasil serupa di Inggris. Dia menilai peneliti dari berbagai negara juga perlu membuktikan temuan ini di negara mereka.

"Langkah pertama untuk mereka adalah melakukan pengetesan AAV2 dan HLA pada pasien di berbagai belahan dunia," ungkap Prof Thompson, seperti dilansir Medical News Today, Selasa (2/8/2022).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler