Jurnalis Meksiko Tewas dalam Penembakan di Bar

Jurnalis lokal terkemuka dan tiga orang lainnya tewas dalam penembakan di bar

EPA-EFE/Luis Villalobos
Seorang jurnalis lokal terkemuka dan tiga orang lainnya tewas dalam penembakan di sebuah bar di Meksiko tengah.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Seorang jurnalis lokal terkemuka dan tiga orang lainnya tewas dalam penembakan di sebuah bar di Meksiko tengah. Peristiwa ini menandai pembunuhan ke-13 terhadap seorang pekerja media tahun ini, di tengah peningkatan kekerasan terhadap jurnalis Meksiko.

Gubernur Guanajuato, Diego Rodriguez Vallejo mengutuk pembunuhan Direktur media lokal Tu Voz atau Your Voice,  Ernesto Mendez pada Selasa (2/8/2022). Pembunuhan terjadi setelah sekelompok pria bersenjata menyerbu bar milik Mendez di Kota San Luis de la Paz.

Mendez pernah bekerja di situs berita Zona Franca beberapa tahun lalu. Sebelumnya jurnalis tersebut juga menerima ancaman.

"Bukan hanya pemilik tempat yang terbunuh, tapi sayangnya yang lain juga," kata Walikota San Luis de la Paz, Luis Gerardo Sanchez, dalam konferensi pers, Rabu (3/8/2022).

Sanchez mengatakan, serangan itu menyebabkan satu orang terluka parah. Tidak diketahui apakah Mendez terdaftar dalam program perlindungan pemerintah Meksiko untuk jurnalis dan pembela hak asasi manusia.

Jurnalis yang terlibat dengan organisasi berita media lokal di kota-kota Meksiko telah menjadi sasaran pembunuhan. Pejabat daerah serta politisi kerap menjadi tersangka, bersama dengan kejahatan yang terorganisir.

Pembunuhan Mendez terjadi sekitar satu bulan setelah pembunuhan seorang jurnalis Antonio de la Cruz (47 tahun). Dia bekerja untuk surat kabar regional Expreso. Dia ditembak di luar rumahnya di Ciudad Victoria di timur laut Meksiko.

De la Cruz adalah jurnalis Meksiko ke-12 yang terbunuh sejak awal tahun. Dua wartawan Meksiko lainnya, Yessenia Mollinedo dan Sheila Johana Garcia, dibunuh di negara bagian Veracruz pada  Mei. Lebih dari 150 wartawan Meksiko telah dibunuh sejak tahun 2000.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador telah dikritik karena tidak mengambil langkah tegas untuk melindungi jurnalis. Organisasi Reporters Without Borders mengatakan bahwa, Obrador belum melakukan reformasi yang diperlukan untuk menghentikan kekerasan terhadap pers.

Meksiko adalah negara paling berbahaya bagi wartawan di luar zona perang. Sementara pemerintah telah membentuk program untuk melindungi wartawan. Namun menurut Reporters Without Borders, langkah itu tidak cukup untuk melindungi jurnalis Meksiko.


sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler