China Ingin Perkuat Hubungan dengan Anggota ASEAN
China dan ASEAN sudah mempererat kerja sama dalam beberapa tahun terakhir.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Menteri Luar Negeri (Menlu) Cina Wang Yi mengatakan, negaranya akan berusaha memperkuat hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara. Hal itu disampaikan setelah dia berpartisipasi dalam 55TH ASEAN Ministerial Meeting di Phnom Penh, Kamboja, Kamis (4/8/2022).
Dalam pidatonya, Wang mengungkapkan, China dan ASEAN sudah mempererat kerja sama dalam beberapa tahun terakhir. “Kita telah menjaga oasis perdamaian dalam menghadapi turbulensi dalam situasi keamanan internasional,” ucapnya.
Dia berjanji, China akan terus berusaha mempromosikan pembangunan berkualitas, membangun pola pembangunan baru, serta memberikan momentum lebih besar untuk pemulihan ekonomi regional dan dunia. “Serta memberikan lebih banyak peluang pembangunan bagi negara-negara ASEAN,” ujar Wang.
Dalam sambutannya, Wang tak menyinggung tentang perkembangan situasi di Selat Taiwan. Para menlu ASEAN telah merilis pernyataan bersama menyuarakan kekhawatiran mereka atas ketegangan di kawasan tersebut. Mereka mendesak para pihak yang terlibat untuk menahan diri. “(Situasi Selat Taiwan) dapat menyebabkan miskalkulasi, konfrontasi serius, konflik terbuka, dan konsekuensi tak terduga di antara negara-negara besar,” kata para menlu ASEAN dalam sebuah pernyataan bersama yang dirilis Kamis.
Selaku ketua ASEAN tahun ini, Kamboja berharap deeskalasi dapat terwujud di Selat Taiwan. “Kami berharap deeskalasi terjadi dan kenormalan kembali ke Selat Taiwan,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Kamboja Kung Phoak kepada awak media. Saat ini Kung Phoak juga menjabat sebagai juru bicara ASEAN.
China telah memulai latihan militer terbesar di sekitar Selat Taiwan pada Kamis. Latihan itu dilaksanakan sehari setelah kunjungan Ketua House of Representatives Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taipei. "Dari pukul 12.00 hari ini hingga pukul 12.00 pada tanggal 7 (Agustus), latihan militer penting Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) sedang berlangsung," kata China Central Television (CCTV) dalam laporannya.
Zona latihan China akan berada dalam jarak 20 kilometer dari garis pantai Taiwan dan tersebar di beberapa titik. Latihan akan mencakup penembakan peluru tajam jarak jauh. Majalah yang dikelola pemerintah China, Global Times, melaporkan, dalam latihan tersebut, rudal akan terbang di atas Taiwan untuk pertama kalinya.