Program Rujuk Balik Permudah Peserta JKN Stabilkan Kesehatannya

Program Rujuk Balik ditujukan bagi peserta JKN yang menderita penyakit kronis

BPJS Kesehatan
Christoffel Relmasira (67) dokter sekaligus pasien hipertensi yang telah tiga tahun ini menjadi peserta Program Rujuk Balik (PRB).
Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID,AMBON - BPJS Kesehatan berupaya hadir dengan inovasi dan pengembangan untuk memberikan kemudahan serta pelayanan terbaik kepada masyarakat yang menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), termasuk melalui Program Rujuk Balik (PRB). Program ini merupakan pelayanan yang ditujukan bagi peserta JKN yang menderita penyakit kronis dengan kondisi stabil tapi masih memerlukan perawatan atau pengobatan lanjutan.

Baca Juga


Christoffel Relmasira (67), dokter sekaligus pasien hipertensi yang telah tiga tahun ini menjadi peserta PRB, mengungkapkan peserta PRB tetap perlu menerapkan pola hidup sehat di samping secara rutin melakukan pengobatan agar kondisinya tetap stabil. Hal tersebut disampaikan pula kepada pasien-pasiennya sebagai bentuk edukasi untuk meningkatkan kualitas hidup.

Mengenai alur pelayanan pasien PRB, Christoffel menyebutkan pada dasarnya sama dengan pasien lain. Hanya saja pasien yang merupakan peserta PRB biasanya merupakan pasien yang menderita penyakit kronis yang berobat ke rumah sakit, kemudian didaftarkan statusnya menjadi peserta PRB oleh dokter penanggung jawab di rumah sakit. Peserta PRB yang telah menerima pengobatan dan kondisinya dinyatakan stabil, nantinya diberikan kemudahan untuk mendapatkan obat di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) atau apotek PRB yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

"Jadi tidak perlu bolak-balik ke rumah sakit untuk melakukan kontrol. Peserta PRB yang merupakan pasien penderita penyakit kronis ini juga akan diberikan edukasi oleh FKTP karena biasanya mereka akan membentuk tim prolanis untuk memberikan informasi mengenai penyakitnya dan melakukan pemantauan kesehatan. Saya pun terkadang menghubungi pasien-pasien saya melalui telepon untuk mengingatkan peserta PRB untuk melakukan kontrol rutin," ungkap Christoffel.

Ia juga menyampaikan ketersediaan obat di apotek PRB selama ini cukup baik tapi terkadang memang terjadi kekosongan obat di apotek PRB. Meski demikian terkadang dokter spesialis memberikan obat yang lain dengan kandungan yang sama.

“Selama saya menjadi peserta PRB, tidak pernah diminta untuk membayar iur biaya. Dan saat ini saya merasakan kondisi saya stabil. Tidak ada kendala yang ditemui karena selain minum obat secara teratur, saya juga menerapkan pola hidup sehat. Bagi saya PRB sudah berjalan dengan baik, hanya saja terkadang terkendala ketersediaan obat, meski dokter selalu memberikan alternatif obat pengganti dengan formula yang sama,” pungkas Christoffel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler