CDC tak Lagi Wajibkan Siswa Terpapar Covid-19 Jalani Karantina, Apa Kata Dokter Anak?

CDC memperbarui rekomendasinya terkait siswa terpapar Covid-19.

EPA-EFE/ETIENNE LAURENT
Seorang anak tampak mengenakan masker di ruang kelasNormont Early Education Centre and Normont Elementary di Harbour City, Los Angeles selatan, California, AS, 16 Agustus 2021. Berdasarkan panduan terbaru CDC, siswa di AS kini tak diwajibkan menjalani karantina apabila terpapar Covid-19.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan panduan baru penanganan Covid-19. Kini, mereka tidak lagi merekomendasikan sekolah atau tempat penitipan anak (daycare) untuk mewajibkan siswanya yang terpapar Covid-19 untuk menjalani karantina.

Itu berarti siswa yang memiliki kontak erat dengan penderita Covid-19 masih boleh ke sekolah. Kebijakan ini dilakukan mengingat kondisi pandemi sekarang sudah jauh berbeda dengan dua tahun terakhir.

"Panduan CDC yang telah diperbarui mengakui bahwa tempat terbaik untuk anak-anak adalah di dalam kelas, dan bahwa ini dapat dilakukan dengan aman dengan tingkat risiko yang dapat diterima," kata Richard Besser, seorang dokter anak dan presiden dari Robert Wood Johnson Foundation, melalui surel kepada NBC News.

Besser mengapresiasi pembaruan panduan CDC tersebut. Menurutnya, ini penting untuk perkembangan sosial dan emosional anak-anak berikut kesehatan fisik dan mental dan keberhasilan akademisnya.

Sebagai bagian dari persiapan kembali sekolah pada musim gugur mendatang, CDC juga mencabut rekomendasi test to stay bagi siswa yang memiliki kontak erat dengan penderita Covid-19. Test to stay merupakan strategi yang memungkinkan siswa terus menghadiri pembelajaran secara tatap muka dengan syarat dites setiap hari atau minimum dua kali dalam sepekan setelah terpapar SARS-CoV-2 dan tak mengembangkan gejala.

Dikutip dari laman US News, sejumlah pihak telah mengkritik strategi tersebut lantaran dinilai terlalu membebani sekolah yang sudah terbebani oleh kurangnya sumber daya. Dalam sebuah laporan yang diterbitkan berbarengan dengan rekomendasi terbarunya, CDC mengatakan bahwa pengujian skala luas "mungkin tidak hemat biaya dalam lingkup masyarakat umum, terutama jika prevalensi Covid-19 rendah."

Baca Juga



Badan tersebut juga mengatakan tidak lagi merekomendasikan orang yang tidak divaksinasi untuk dikarantina setelah terpapar Covid-19. Karantina kini hanya direkomendasikan untuk orang-orang di tempat berkumpul berisiko tinggi tertentu, seperti lembaga pemasyarakatan, tempat penampungan tunawisma, dan panti jompo. Sekolah tidak termasuk dalam kategori risiko tinggi.

Saat ini, sekitar 95 persen populasi AS telah divaksinasi atau sudah pernah terpapar Covid-19 atau malah pernah kena Covid-19 dan sudah divaksinasi. Ilmuwan CDC, Dr Greta Masetti, mengatakan bahwa infeksi sebelumnya dan vaksinasi juga memberikan perlindungan terhadap penyakit parah.

"Jadi sangat masuk akal untuk tidak membedakan masyarakat dengan panduan kami atau rekomendasi kami berdasarkan status vaksinasi saat ini," ungkap Dr Massetti, seperti dilansir laman Fox News, Jumat (12/8/2022).

Sudah divaksinasi, orang masih bisa kena Covid-19. - (Republika)

Badan tersebut mengatakan siswa dan staf sekolah yang terpapar Covid-19 harus mengikuti rekomendasi CDC untuk memakai masker berkualitas tinggi selama 10 hari. Mereka tes pada hari kelima atau lebih cepat andaikan mengembangkan gejala.

Menurut laporan Reuters, walaupun CDC menghapus rekomendasi test to stay untuk sekolah, mereka mengatakan sekolah dapat mempertimbangkan untuk menerapkan skrining Covid-19 untuk kegiatan berisiko tinggi. Contohnya ketika menyelenggarakan olahraga kontak dekat atau pada waktu-waktu penting dalam setahun.

Di sisi lain, saran CDC untuk orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 tidak berubah. Mereka tetap harus menjalani isolasi setidaknya selama lima hari mengingat itulah masa paling menular.

Isolasi dapat berakhir setelah hari kelima selama gejala membaik dan demam hilang. Akan tetapi, penyintas Covid-19 dianjurkan memakai masker hingga hari ke-10.

Sementara itu, orang yang memiliki gejala Covid-19 yang lebih parah, seperti kesulitan bernapas, harus berkonsultasi dengan dokter dan mengisolasi diri hingga hari ke 10, menurut rekomendasi CDC. Lalu, terlepas dari status vaksinasi, masyarakat harus tetap memakai masker di dalam ruangan di daerah dengan tingkat penularan Covid-19 yang tinggi, termasuk di sekolah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler