WHO Pertimbangkan Ganti Nama Penyakit Cacar Monyet, Apa Sebab?

Istilah cacar monyet dikhawatirkan memiliki konotasi rasis dan menghina.

(CDC via AP)
Foto yang dipasok CDC pada 1997 memperlihatkan kulit lengan kanan dan dada seorang pasien ditumbuhi lesi cacar monyet. WHO mempertimbangkan untuk memberi nama baru bagi penyakit cacar monyet.
Rep: Dwina Agustin Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Jumat (12/8/2022) bahwa pihaknya sedang mengadakan forum terbuka untuk mengganti nama penyakit cacar monyet. Pembahasan itu dilakukan setelah beberapa kritikus menyuarakan kekhawatiran bahwa nama itu bisa menghina atau memiliki konotasi rasis.

WHO membuka jalan bagi publik untuk menyarankan nama baru untuk cacar monyet, tetapi tidak menetapkan kapan nama baru akan diumumkan. Cacar monyet pertama kali dinamai pada 1958 ketika monyet penelitian di Denmark diamati memiliki penyakit seperti cacar, meskipun mereka tidak dianggap sebagai reservoir hewan.

Baca Juga


 

Asal usul cacar monyet. - (Republika)


Badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini juga mengatakan, telah mengganti nama dua keluarga atau clades dari virus menggunakan angka Romawi alih-alih wilayah geografis. Tindakan ini untuk menghindari stigmatisasi.

Versi penyakit yang sebelumnya dikenal sebagai Cekungan Kongo sekarang akan dikenal sebagai Clade satu atau I dan clade Afrika Barat akan dikenal sebagai Clade dua atau II. WHO mengatakan keputusan itu dibuat setelah pertemuan para ilmuwan pekan ini dan sejalan dengan praktik terbaik saat ini untuk penamaan penyakit.

Penamaan tersebut bertujuan untuk menghindari menyebabkan pelanggaran terhadap kelompok budaya, sosial, nasional, regional, profesional, atau etnis. Itu juga dimaksudkan untuk meminimalisasi dampak negatif pada perdagangan, perjalanan, pariwisata atau kesejahteraan hewan.

Banyak penyakit lain, termasuk ensefalitis Jepang, virus Marburg, influenza Spanyol, dan Middle Eastern Respiratory Syndrome (MARS) diberi nama berdasarkan wilayah geografis tempat penyakit itu pertama kali muncul atau diidentifikasi. WHO belum secara terbuka menyarankan untuk mengubah nama-nama itu.

Beda cacar monyet dan cacar air. - (Republika)


Sampai saat ini, ada lebih dari 31 ribu kasus cacar monyet yang diidentifikasi secara global sejak Mei, dengan mayoritas di luar Afrika. Cacar monyet telah menjadi endemi di beberapa bagian Afrika tengah dan barat selama beberapa dekade dan tidak diketahui memicu wabah besar di luar benua itu hingga Mei.

WHO menyatakan penyebaran global cacar monyet sebagai keadaan darurat internasional pada Juli, sementara Amerika Serikat menyatakan epideminya sendiri sebagai keadaan darurat nasional awal bulan ini. Di luar Afrika, 98 persen kasus terjadi pada pria yang berhubungan seks dengan pria.

Dengan pasokan vaksin global yang terbatas, pihak berwenang berlomba untuk menghentikan cacar monyet sebelum menjadi penyakit baru yang semakin menyebar.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler