Surat Rahasia Trump ke PM Israel, Ini Isinya.. 

Diam-diam Trum mendukung rencana Israel mencaplok wilayah Palestina.

AP/Andrew Harnik
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengirim surat rahasia kepada mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang berisi rencana pencaplokan wilayah Palestina.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengirim surat rahasia kepada mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Surat kabar Jerusalem Post mengatakan, surat setebal tiga halaman dan tertanggal 26 Januari 2020 itu berisi dukungan Trump atas rencana Israel untuk mencaplok wilayah Palestina.


"Israel akan dapat memperluas kedaulatan ke bagian-bagian wilayah Tepi Barat jika Netanyahu menyetujui Negara Palestina di wilayah yang tersisa," tulis Trump dalam surat itu, dilansir Middle East Monitor, Selasa (16/8).

Netanyahu menerima surat itu dua hari sebelum Trump mengumumkan Kesepakatan Abraham atau yang disebutnya sebagai "kesepakatan abad ini" untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel. Kesepakatan itu ditolak keras oleh Palestina. Kesepakatan Abraham menjadi landasan terhadap normalisasi Israel dengan beberapa negara Arab seperti Uni Emirate Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko. 

Para pemimpin Palestina mengatakan, kesepakatan ini adalah upaya untuk mencegah Palestina mendapatkan kemerdekaan dan kedaulatan. Kesepakatan abad ini yang disebut oleh Trump juga mengacu pada Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang tidak terbagi. Kesepakatan tersebut juga mengakui kedaulatan Israel atas sebagian besar wilayah pendudukan Tepi Barat.

Rencana tersebut melibatkan pembentukan negara Palestina Balkan dalam bentuk kepulauan yang dihubungkan oleh jembatan dan terowongan. Para pejabat Palestina mengatakan, di bawah rencana AS, Israel akan mencaplok 30-40 persen wilayah pendudukan Tepi Barat, termasuk seluruh Yerusalem Timur.

Di bawah tekanan internasional, Netanyahu tidak mengumumkan rencana pencaplokannya seperti yang dijadwalkan pada Juli 2020. Netanyahu mengklaim menunda pengumuman tersebut, hingga kemudian dia lengser.

Pembicaraan damai antara Palestina dan Israel 2014 gagal mencapai kesepakatan. Karena Israel menolak untuk membebaskan tahanan Palestina dan menghentikan perluasan pembangunan pemukiman Yahudi. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
 
Berita Terpopuler