Omicron Mampu Tembus Proteksi dari Booster, Inggris Andalkan Vaksin Baru Covid-19

Inggris setujui pemberian vaksin Covid-19 baru, yakni vaksin bivalen Moderna.

EPA-EFE/Bagus Indahono
Vaksin Covid-19 Moderna. Inggris berencana memanfaatkan vaksin Covid-19 bivalen Moderna untuk menghadapi subvarian omicron dari SARS-CoV-2.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Subvarian SARS-CoV-2 bermunculan karena virus penyebab Covid-19 selalu bermutasi. Mutasi yang terjadi belum lama ini, termasuk omicron, bekerja lebih efektif dalam menghindari respons imun tubuh, termasuk yang dipicu oleh vaksinasi berikut dosis booster.

Omicron masih menjadi dominan saat ini di Inggris. Pertama kali muncul di Inggris pada akhir 2021, virus dengan cepat menyebar dan mengambil alih varian yang paling umum saat itu, yakni varian delta.

Sejak itu, omicron bermutasi hingga ada setidaknya enam bentuk virus yang beredar saat ini. Walaupun beberapa mutasi omicron memiliki dampak minimal pada lanskap Covid-19, lainnya punya konsekuensi jauh lebih signifikan dengan perkembangan terbaru paling penting dari omicron ialah BA.4 dan BA.5.

Dua varian inilah yang mulai menimbulkan kekhawatiran saat Inggris memasuki tahap akhir musim panas dan memulai perjalanan panjang ke musim dingin. Menurut para peneliti dari China, masalah dengan omicron BA.4 dan BA.5, adalah peningkatan kemampuan untuk dapat lolos atau menghindari perlindungan dari tubuh, baik dari vaksin maupun infeksi sebelumnya.

Penulis penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal Nature, mengatakan sub-varian ini dapat menghindari terutama antibodi penetral yang ditimbulkan oleh infeksi dan vaksinasi SARS-CoV-2. Lebih lanjut, mereka memperingatkan bahwa booster vaksin yang diproduksi oleh perusahaan seperti Pfizer dan Moderna mungkin tidak mencapai perlindungan spektrum luas terhadap varian omicron baru.

Baca Juga


Hal itu karena vaksin dan booster saat ini semuanya dirancang untuk melawan varian asli virus corona, jenis virus yang menyebar ke seluruh negara pada awal pandemi. Akibatnya, vaksin yang ada saat ini harus melakukan pekerjaan yang tidak dirancang untuk subvarian terbaru.

Dalam sebuah pernyataan, kepala eksekutif Otoritas Pengatur Obat dan Kesehatan Inggris (MHRA) Dr June Raine mengaku senang telah mengumumkan persetujuan vaksin penguat bivalen Moderna. Dalam uji klinis, vaksin booster bivalen Moderna tampak dapat memberikan kekebalan yang kuat atau respons terhadap varian omicron BA.1.

"Vaksin Covid-19 generasi pertama yang digunakan di Inggris terus memberikan perlindungan penting terhadap penyakit dan menyelamatkan nyawa. Apa yang diberikan vaksin bivalen ini kepada kita adalah pelindung kita untuk melawan penyakit ini," kata laporan MHRA, seperti dikutip dari Express.co.uk, Selasa (16/8/2022).

Dr Raine menyatakan telah memiliki strategi pengawasan keamanan yang komprehensif untuk memantau keamanan semua vaksin Covid-19 yang disetujui di Inggris. Sementara itu, Profesor Sir Munir Pirmohamed mengatakan SARS-CoV-2 terus berkembang untuk menghindari kekebalan yang diberikan oleh vaksin.

Sekarang pun muncul gagasan vaksin bivalen baru yang mewakili langkah selanjutnya dalam pengembangan vaksin untuk memerangi virus. Vaksin diyakini atas kemampuannya mengarah pada respons imun yang lebih luas daripada vaksin aslinya.

Kapan warga Inggris akan menerima vaksin baru?
Pemerintah Inggris berencana memulai pemberian vaksin baru pada awal September. Mereka yang memenuhi syarat akan dihubungi, termasuk yang berusia 18 tahun ke atas.

Apakah ada efek samping?
Meskipun ada beberapa efek samping yang diperkirakan dari vaksin baru, ini sama dengan yang dialami setelah dosis Moderna awal yang sudah beredar. Ada perawatan pencegahan lain untuk Covid-19.

Sudah divaksinasi, orang masih bisa kena Covid-19. - (Republika)

Salah satu yang terbaru dirancang untuk melindungi kelompok tertentu yang imunosupresi. Perawatan, yang dikenal sebagai Evusheld, adalah perawatan antibodi, mencegah mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah agar tidak terinfeksi bahkan mengalami kematian akibat Covid-19.

Evushled telah disetujui, tetapi tidak di Inggris. Meskipun negara-negara lain seperti Amerika Serikat membuat keputusan untuk memberikan obat tersebut, Inggris telah memutuskan untuk tidak melakukannya, dengan alasan kurangnya bukti kemanjuran terkait perawatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler