'Penampakan' di Ketiak yang Bisa Jadi Tanda Kanker Kulit, Jangan Terlambat Diperiksa

Memeriksa kulit Anda dari perubahan mencurigakan merupakan hal penting.

www.freepik.com.
Benjolan di ketiak bisa jadi tanda kanker kulit. (ilustrasi).
Rep: Desy Susilawati Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari semua kasus kanker kulit di Inggris, diperkirakan sekitar 86 persennya disebabkan oleh paparan sinar matahari yang berlebihan. Artinya, sebagian besar penyakit ini sebenarnya dapat dihindari.

Baca Juga


Kanker kulit dapat dipecah menjadi beberapa subtipe, yang paling berbahaya adalah melanoma. Tanda-tanda peringatan utama biasanya mencakup perubahan pada kulit, tetapi benjolan di bawah ketiak mungkin juga merupakan gejala penyakit kanker kulit.

Memeriksa kulit Anda dari perubahan mencurigakan merupakan hal penting untuk mendeteksi penyakit pada tahap awal. Pada saat ini, penyakit berpotensi bisa diobati.

“Kanker kulit dapat membunuh Anda, terutama melanoma, yang dapat berakibat fatal jika tidak segera diobati," jelas eMedicine Health seperti dilansir laman Express, Kamis (18/8/2022).

Seperti kanker lainnya, kanker kulit terjadi ketika sel-sel di epidermis mulai berkembang biak secara tidak normal dan berubah menjadi ganas. Bagaimana kanker akan memengaruhi harapan hidup bergantung pada jenis kanker dan di mana ia telah bermetastasis.

Cleveland Clinic menjelaskan benjolan di ketiak sering kali merupakan tanda infeksi yang mungkin memerlukan antibiotik. Beberapa benjolan disebabkan oleh masalah kulit dan perlu diangkat. Cukup jarang benjolan di ketiak bisa menjadi tanda kanker.

"Jika Anda khawatir tentang benjolan, hal terbaik yang harus dilakukan adalah menghubungi penyedia layanan kesehatan Anda," kata dia.

Cara terbaik untuk mengurangi risiko kanker adalah dengan membatasi atau menghindari paparan radiasi ultraviolet dari matahari maupun tanning bed.

Yayasan Kanker Kulit memperingatkan satu sengatan matahari yang melepuh pada masa kanak-kanak atau remaja dapat melipatgandakan peluang Anda terkena melanoma kemudian hari. “Kerusakan kulit menumpuk dari waktu ke waktu, dimulai dengan sengatan matahari pertama. Semakin banyak Anda terbakar, semakin besar risiko kanker kulit Anda," ujar yayasan tersebut.

Kerusakan kulit berikutnya akibat UV dapat terus terjadi, bahkan ketika tidak ada luka bakar yang jelas. Untungnya, mengonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung beta-karoten dinilai dapat mengurangi risiko kulit dari kerutan, kerusakan akibat sinar matahari, bahkan kanker kulit.

Sumber makanan tersebut antara lain sayuran berwarna kuning, merah, dan hijau (berdaun) seperti bayam, wortel, ubi jalar, paprika merah, mangga, pepaya, dan aprikot. Makanan yang kaya asam lemak Omega-3 juga dapat membantu dengan menghalangi kemampuan matahari untuk menekan respons imun. Fakta tersebut ditemukan oleh para peneliti di The University of Manchester pada 2013. Para peneliti mengatakan, meskipun perubahan yang ditemukan ketika seseorang mengonsumsi minyak (Omega-3) kecil, mereka menyarankan pencegahan kemo tingkat rendah yang berkelanjutan dari mengonsumsi omega-3 dapat mengurangi kulit dari kanker kulit selama hidup seseorang.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler