Norbk Noordwijk: Pertokoan elit Belanda di Batavia
Memori kawasan elit Noordwijk di Batavia
Pada era Nederlands Indie yang bermula 1826, mereka memberi nama-nama jalan. Kedua ruas jalan yang mengapit sodetan Ciliwung: Pintu Air-Harmoni, yang di utara diberi nama Noordwijk, tapi yang selatan bukan Zuidwijk tapi Rijswijk. Belanda paham bahwa tempat itu bekas sawah.
Dalam lidah Betawi Noordwijk jadi Norbék. Ketika diganti jadi Jalan Nusantara, tetap Norbék, diganti lagi jadi Jalan Juanda tetap saja Betawi menyebutnya Norbék.
Norbék pertokoan super elit di Jakarta. Jam tangan, berlian, instrument music, lisong, stelan jas, semua serba mahal. Konsumen pun hanya teruntuk orang Belanda dan Eropa (Hollander ent Europeaner. Chinezensaja tak ada. Mereka di Pasar Baru, Pancoran, dan Senen Toko Baba Gemoek. India di Pasar Baru saja. Arabieren di Tenabang dan Sawah Besar Alhambra.
Betawi dimana? Buat ente paham beberapa toko di Norbék milik orang Betawi Haji Sapi'ie. Jalan depan rumahnya di kawasan Pasar Baru dinamakan Gang Sapi'ie.
Tak ada tokoh nasional mulai dari HOS Tjokro, Haji Agus Salim, Soekarno, Soetomo, yang kalau ke Jakarta di jaman Belanda yang tidak bersinggah di rumah Haji Sapi'ie. Ini dituturkan Buya Hamka. Buya sering berkunjung ke rumah Haji Sapi'ie, apalagi MH Thamrin.
Norbék di jaman Bung Karno kalau Agustusan selalu berhias lampu-lampu gemerlapan warna warni. Di Ciliwung orang-orang bermain perahu. Ramai dan indah sekali.
Batas barat Norbék Jalan Pecenongan, toko paling timur pertokoan Norbék Toko Ataka, toko yang ramai pengunjungnya di samping toko Tatto.
Penulis: Ridwan Saidi, Sejarawan dan Budayawan Betawi