Penyaluran PKH dan BPNT di Surabaya Baru 40 Persen

Walkot Surabaya Eri Cahyadi sebut penyaluran PKH dan BPNT baru 40 persen.

ANTARA/Didik Suhartono
Foto kolase sejumlah pedagang menunjukkan bantuan dari presiden saat Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Pasar Pucang Anom, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (21/8/2022). Walkot Surabaya Eri Cahyadi sebut penyaluran PKH dan BPNT baru 40 persen.
Rep: Dadang Kurnia Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendampingi Presiden Joko Widodo menyalurkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), bantuan program Atensi, dan Bantuan Modal Kerja (BMK) di Pasar Pucang Anom, Surabaya, Ahad (21/8).

Baca Juga


Eri menjelaskan, di Pasari Pucang Anom, Jokowi memberikan bantuan PKH dan BPNT kepada 100 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). “Selain itu, Bapak Presiden juga memberikan Program Atensi dari Kemensos kepada 20 KPM, dan juga Bantuan Modal Kerja (BMK) dari Kemensos kepada 10 penerima,” kata Eri.

Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Anna Fajriatin menjelaskan, jumlah penerima PKH di Surabaya totalnya sekitar 45 ribu keluaaega, dan penerima BPNT sekitar 85 ribu keluarga. Anna mengatakan, kedua program bantuan sosial tersebut beririsan, sehingga memungkinkan keluarga yang mendapat PKH sekaligus juga mendapat BPNT.

“Jadi, ada kriteria yang memang beririsan. Makanya, satu orang penerima manfaat bisa dapat bantuan PKH dan BPNT, tergantung dengan komponen dalam keluarganya,” kata Anna.

Anna memastikan, penyaluran bantuan PKH dan BPNT ini sudah masuk tahap ketiga. Dimana untuk tahap 1 dan 2 sudah selesai beberapa waktu lalu. Hingga saat ini, penyaluran bantuan itu sudah sekitar 30 hingga 40 persen dan ini terus dilakukan percepatan.

Anna berharap warga Kota Surabaya tidak hanya bertumpu dan mengandalkan bantuan ini saja. Sebab, bantuannya hanya sekitar Rp 200 ribuan.

Ia berharap warga bisa memanfaatkan bantuan program Atensi yang diberikan oleh Kemensos, karena bisa langsung membuka usaha dan pendapatannya pasti akan bertambah.

“Bahkan, ke depan bantuan dari Pemkot Surabaya dan Kemensos akan diubah. Bagi yang usia produktif, Pemkot akan menyalurkan kepada Program Padat Karya, sehingga warga bisa mendapatkan pendapatan dari program tersebut. Kalau dari Kemensos nanti juga akan dialihkan menjadi Program Usaha Ekonomi, terutama untuk warga yang masih berusia 45 tahun ke bawah, " kata Anna.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler