Dishub Uji Coba Rekayasa Lalu Lintas Jalan Sukabumi di Bandung
Kebijakan rekayasa lalu lintas dilakukan untuk mengurai kemacetan.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perhubungan (Dishub) mulai melakukan uji coba rekayasa lalu lintas di Jalan Sukabumi dan Jalan Jakarta, Kota Bandung terhitung Senin (22/8/2022) hingga Ahad (28/8/2022). Kebijakan rekayasa lalu lintas dilakukan untuk mengurai kemacetan yang sering terjadi di wilayah tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari humas Pemkot Bandung, rekayasa yang dilakukan yaitu arus lalu lintas di Jalan Sukabumi yang semula satu arah kini menjadi dua arah. Kendaraan yang datang dari Jalan Jakarta menuju Jalan Sukabumi dilarang belok ke kanan atau ke Jalan Cianjur.
Larangan belok kanan dilakukan untuk mencegah hambatan lalu lintas. Pada pukul 06.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB dari arah Jalan Sukabumi, kendaraan dilarang untuk belok kanan menuju arah Cicadas. Sedangkan pada pukul 16.00 WIB hingga 18.30 WIB dari arah Jalan Sukabumi diperbolehkan putar balik menuju jalan Jakarta atau belok melalui Jalan Ahmad Yani.
Kabid Lalu Lintas Jalan Dishub Jabar Agus Pribadi mengatakan, uji coba rekayasa lalu lintas di Jalan Sukabumi masih belum teruji sebab baru pertama kali dimulai hari ini. Beberapa pengendara pun masih belum mengetahui arus lalu lintas di Jalan Sukabumi dapat dilalui dua arah.
"Intinya (rekayasa lalu lintas) ini belum teruji karena sebagian besar ini hari pertama meski udah sosialisasi, masyarakat sendiri belum terlalu yakin belok ke sini tapi kita lihat seminggu ini," ujarnya, Senin (22/8/2022).
Dia menuturkan, hari pertama uji coba relatif berjalan lancar. Namun, pihaknya menemukan sejumlah catatan untuk dievaluasi terkait kendaraan yang datang dari jalan-jalan kecil.
"Ada beberapa hal minor yang harus diantisipasi terutama masyarakat yang dari jalan kecil biasanya langsung motong harus cari puteran dulu. Ini akan disiapkan ada dua titik terutama di jalan Cianjur yang seberang itu," katanya.
Selanjutnya arus lalu lintas di bawah flyover Jalan Jakarta relatif lancar. Ia mengatakan arus lalu lintas di Jalan Jakarta sering padat sebab dekat flyover terjadi penyempitan jalan.
Agus mengatakan, rekayasa lalu lintas saat ini baru tahap pertama tanpa mengubah struktur geometrik jalan. Ke depan pihaknya akan melakukan tahap selanjutnya yaitu perbaikan modifikasi geometrik dan sarana prasarana jalan.
"Misal ada pelebaran jalan penutupan median dan seterusnya itu perlu biaya," katanya.
Dia mengatakan, rekayasa lalu lintas dilakukan untuk mengurai kemacetan lalu lintas di saat kendaraan yang terus bertambah. "Semakin hari jumlah kendaraan banyak, ini harus diantisipasi untuk mendistribusikan arus lalu lintas," katanya.
Dia menyebut, arus lalu lintas di Jalan Sukabumi selama satu arah cukup lengang dengan rasio 0,01 sedangkan jalan cukup besar. "Kita coba distribusi kan beban jalan ke pada jalan-jalan yang bebannya belum berat sedikit-sedikit. Kalau dihajar semua masyarakat bingung terutama yang punya usaha dan kita punya keterbatasan anggaran dan soal geometrik jalan," katanya.