3 Hektare Lahan di Barito Kuala Kalimantan Selatan Sempat Terbakar    

Belum diketahui penyebab kebakaran lahan di Barito Kuala

MGIT4
Ilustrasi Kebakaran Hutan. Belum diketahui penyebab kebakaran lahan di Barito Kuala
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lahan seluas kurang lebih 3 hektare sempat terbakar di Desa Jambu Baru, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Ahad (21/8/2022). Sebaran titik api tersebut diketahui pada pukul 17.42 WITA.   

Baca Juga


"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Barito Kuala segera menerjunkan tim untuk pemadaman dan pendinginan," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (23/8/2022).

Dia menambahkan, upaya tersebut dilakukan dengan mengerahkan pompa air dan menyemprotkan langsung ke titik api. 

Meski belum diketahui penyebab pasti terjadinya kebakaran lahan tersebut, BNPB mengeklaim titik api telah berhasil dipadamkan pada pukul 21.00 WIB.

Sementara itu, dia melanjutkan, dalam Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) Penanggulangan Karhuta 2022 yang dilaksanakan pada 28 Juli 2022 disampaikan bahwa penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sepanjang lima tahun terakhir berjalan baik. 

Data untuk luas karhutla periode Januari hingga Juli 2022 pun turun hingga 19,1 persen. Kendati demikian, dia mengingatkan kejadian kebakaran lahan seperti yang terjadi di Barito Kuala tersebut perlu diwaspadai semua pihak. 

Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa potensi ancaman karhutla masih mengintai. Data satelit Sipongi milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa titik api hingga pertengahan Agustus 2022 terpantau di wilayah Kalimantan Barat, Tengah, Selatan, Timur dan Utara. 

Titik api yang lain juga terpantau di wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dia mengingatkan, karhutla masih menjadi ancaman kesehatan karena dapat menyebabkan penyakit ISPA, terjadinya kejadian asap lintas batas dan penundaan atau penutupan sarana prasarana transportasi. 

BNPB mengimbau agar kesiapsiagaan terhadap potensi bencana karhutla, khususnya dalam melakukan patroli dengan koordinasi bersama TNI, Polri, Mangala Agni maupun pihak lainnya harus tetap ditingkatkan, sehingga peringatan dini karhutla dapat tertangani secara cepat dan responsif penanganan karhutla harus dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh pihak.        

Lebih dari itu, Indonesia menjadi tuan rumah gelaran Presidensi G20 yang akan dihelat pada akhir 2022 di Bali dan diharapkan dapat berjalan sesuai rencana tanpa terkendala oleh karhutla.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler