Dokter: Imunisasi Dasar Perlu Dilengkapi untuk Perlindungan Optimal pada Anak
Pandemi Covid-19 membuat cakupan imunisasi dasar pada anak sangat berkurang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis anak Ariadne Tiara Hapsari mengatakan, pemberian imunisasi sangat penting untuk memberikan perlindungan optimal pada anak dari berbagai penyakit berbahaya.
"Imunisasi dasar pada anak perlu dilengkapi guna memberikan perlindungan yang optimal," kata dia ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa (23/8/2022).
Terkait hal tersebut, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto itu mengajak orang tua untuk memanfaatkan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 sebagai momentum yang tepat guna melengkapi imunisasi dasar pada anak. "Orang tua bisa datang ke puskesmas untuk membawa anak-anak mereka agar mendapatkan imunisasi dasar mulai dari campak rubella, polio, DPT-HB-Hib hingga PCV," ujarnya.
Dokter yang praktik di RSUD Dr Margono Soekarjo Purwokerto itu mengatakan, BIAN bertujuan untuk mengejar target imunisasi dasar anak dan meningkatkan cakupan imunisasi. "Bayi atau anak yang sudah mendapatkan imunisasi bukan berarti kebal dari penyakit tersebut, namun setidaknya, jika terkena atau terpapar penyakit tersebut maka gejala yang dirasakan tidak berat dan tidak mengancam jiwa," kata dia.
Ariadne mengatakan, orang tua perlu memantau secara berkala jadwal imunisasi yang dianjurkan oleh satgas imunisasi IDAI sebagai pedoman untuk melengkapi imunisasi anak. "Mari pastikan anak-anak terlindungi dari berbagai penyakit seperti polio, difteri, campak rubella, hepatitis B dan berbagai penyakit lain yang bisa dicegah dengan imunisasi," kata dia.
Sebelumnya, Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan pandemi Covid-19 yang mewabah di seluruh dunia termasuk Indonesia telah membuat cakupan imunisasi dasar pada anak sangat berkurang. Pandemi, kata dia, telah menunda kinerja pemerintah mendistribusikan vaksin pada masyarakat akibat adanya pembatasan berupa jaga jarak dan menjauhi kerumunan. Berdasarkan data Kemenkes dalam laman resminya, ada sekitar lebih dari 1,7 juta bayi di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021.
BIAN sedang dijalankan dengan dibagi menjadi dua tahap. Tahap I dilakukan pada Mei, dan difokuskan pada luar Pulau Jawa, dan tahap II pada Agustus, layanan difokuskan pada Pulau Jawa-Bali.
Pada imunisasi dasar, Syahril mengatakan pemerintah mengejar cakupan pemberian vaksin seperti campak rubella yang menyasar usia sembilan sampai 59 bulan dan imunisasi kejar pada anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap seperti imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib.