Para Menteri Berkumpul di Kantor Kemenko Perekonomian, Bahas Kenaikan Harga Pertalite?

Diantara menteri yang hadir adalah Menteri BUMN Erick Thohir dan Menkeu Sri Mulyani.

Republika/Thoudy Badai
Kendaraan mengantre saat mengisi BBM jenis Pertalite di salah satu SPBU di Jakarta, Senin (22/8/2022). Pemerintah berencana menaikan harga subsidi BBM jenis Pertalite dan Solar imbas dari beban subsidi negara yang besar. Sementara menurut pengamat Energi Mamit Setiawan kenaikan harga BBM bersubsidi sudah tepat, bahkan menurutnya BBM Pertalite bisa dinaikan hingga Rp10 ribu per liter dan Solar menjadi Rp8.500 per liter.epublika/Thoudy Badai
Rep: Iit Septyaningsih Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah menteri terlihat datang ke Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Rabu(24/8/2022) sore. Mereka akan melakukan rapat pembahasan kebijakan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) pertalite dan biosolar.

Baca Juga


Berdasarkan pantauan Republika.co.id, terlihat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir datang sekitar pukul 16.30 WIB. Lalu Menteri Keuangan Sri Mulyani sampai di Kemenko Perekonomian sekitar pukul 17.00 WIB. 

Sebelumnya usai rapat di istana hari ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, penguman kenaikan harga BBM akan disampaikan sesudah rapat. "Kita bahas dulu, nanti keputusannya akan kita sampaikan," ujarnya.

Ia melanjutkan, penyerahan skema subsidi BBM ke presiden ditargetkan sesegera mungkin. "Ya segera saja," kata dia.

Sebelumnya, pemerintah menyebut anggaran subsidi energi dapat melonjak Rp 700 triliun jika harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi tidak dinaikkan. Adapun pemerintah telah mengalokasikan anggaran subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp 502 triliun pada tahun ini.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan pemerintah bisa saja mengajukan ke DPR anggaran subsidi apabila melonjak. Hanya saja hal tersebut harus melihat dari sisi penerimaan negara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler