Mengapa Penderita Cacar Monyet tak Ditempatkan di Fasilitas Isolasi Terpusat?

Penderita cacar monyet di DKI menjalani isolasi mandiri di indekosnya.

Freepik/Stefamerpik
Petugas kesehatan memperlihatkan sampel swab penderita gejala cacar monyet (Ilustrasi). Penderita cacar monyet dirawat sesuai gejala yang dikembangkannya dan dinilai tidak perlu menjalani karantina di fasilitas isolasi terpusat.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hingga saat ini belum mengeluarkan kebijakan isolasi terpusat untuk penderita penyakit menular cacar monyet (monkeypox). Sejauh ini, satu orang warga telah terkonfirmasi cacar monyet.

"Kami mengikuti kebijakan yang dibangun yang sama-sama ditetapkan (dengan Kementerian Kesehatan)," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia saat dihubungi di Jakarta, Jumat (26/8/2022).

Baca Juga


Berdasarkan kebijakan Kementerian Kesehatan, menurut Dwi, sejauh penderita mampu melakukan isolasi mandiri dengan baik maka diperkenankan isolasi mandiri. Sementara itu, kebutuhan perawatan akan disesuaikan dengan kondisi medis penderita, termasuk jika yang bersangkutan harus mendapat perawatan intensif.

"Misalnya dia punya gejala berat yang mengharuskan dia dirawat maka dirawat," ucap Dwi.

Hal ini, menurut Dwi, berdasarkan pengalaman ketika menanggulangi pandemi Covid-19. Saat orang mampu melakukan isolasi dengan baik maka diperbolehkan isolasi mandiri.

Dwi juga mengatakan penularan cacar monyet tidak semudah Covid-19 yang bisa menular dari droplet. Sementara cacar monyet diketahui penularan yang paling besar adalah melalui kontak langsung.

Dwi mengatakan penularan monkeypox melalui droplet masih bersifat teoritis. Baik Covid-19 maupun cacar monyet sama-sama disebabkan oleh virus.

"Kalau ini lewat droplet secara teori, tapi lebih besar dugaannya di jalur penularan yang lebih efektif melalui kontak langsung dengan kulit yang mengalami luka pada kulit (lesi)," katanya.

Meskipun cacar monyet juga disebabkan oleh virus, lanjut Dwi, tetapi penularannya cukup berbeda dengan Covid-19 karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan sasaran organ yang berbeda. "Biar kata sama-sama virus, tapi kan masing-masing punya jalur penularan berbeda, kemudian punya target organ yang berbeda untuk munculnya penyakit," tuturnya.

DKI Jakarta telah mengonfirmasi kasus pertama cacar monyet. Saat ini, pasien tersebut sedang menjalani isolasi mandiri di indekosnya.

Beda cacar monyet dan cacar air. - (Republika)

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan Pemprov DKI terus memonitor kondisi kesehatan pasien pertama cacar monyet. Dia mengatakan kondisi pasien terus menunjukkan perbaikan dan tidak mengalami masalah yang berarti.

"Itu terus dalam pemantauan, yang bersangkutan terus membaik tidak ada masalah berarti," katanya.

 

Sementara itu, epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menyarankan agar pasien pertama yang terkonfimasi cacar monyet melakukan isolasi di tempat isolasi terpusat (isoter). Hal ini guna mengantisipasi adanya kasus konfimasi lainnya dalam satu bulan pertama.

"Namanya kasus pertama itu perlu ada pembelajaran dulu, melatih dulu, termasuk kita memberi edukasi atau literasi pada publik nanti atau pada kelompok berisiko ini nanti gimana, kalau ada kasus tambahan seperti apa," kata Dicky dalam keterangannya, Kamis (25/8/2022).

Dicky juga mendorong pemerintah melakukan penanganan serta pengendalian terbaik pada kasus pertama ini agar dapat mengetahui penanganan dan pengendaliannya seperti apa ke depannya. Hal tersebut dilakukan agar cacar monyet tidak menjadi penyakit endemi di Indonesia.

"Karena, kalau sudah masuk populasi, ya saya enggak bisa berkata apa-apa lagi. Ya sulit nanti terjadi endemi di Indonesia, ya yang rugi kita sendiri," ucap dia.

Kemenkes RI memastikan satu warga negara Indonesia terkonfirmasi menderita monkeypox. Pasien tersebut merupakan seorang laki-laki berusia 27 tahun, dengan riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia dan Prancis.

Berdasarkan penelusuran, pasien berpergian ke luar negeri antara tanggal 22 Juli hingga tiba kembali di Jakarta pada 8 Agustus 2022. Pasien mulai mengalami gejala awal monkeypox pada 11 Agustus 2022.

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menegaskan bahwa penanganan pasien cacar monyet memang berbeda dengan Covid-19. Bila perawatan pasien Covid-19, terutama gejala berat membutuhkan ruang isolasi bertekanan negatif di rumah sakit, pasien positif monkeypox tidak memerlukan jenis ruangan tersebut.

"Pasien ini tidak memerlukan ruang isolasi ya. Sekali lagi, tidak memerlukan ruang isolasi sebagaimana (pasien) Covid-19. Ruang isolasinya itu berbeda," jelas Syahril.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler