Din Syamsuddin: Banyak Kaum Ibu Resah Pikirkan Makan Keluarganya
Din Syamsuddin mengajak umat Islam untuk perkuat persatuan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Cendekiawan Muslim Prof Din Syamsuddin mengingatkan, saat ini banyak kalangan ibu rumah tangga yang mengalami keresahan atas keadaan dapur rumahnya.
Hal ini dia sampaikan dalam Kongres Umat Islam Sumatra Utara ke-2 di Asrama Haji Kota Medan, pada 26-28 Agustus 2022.
"Saya tahu banyak kaum ibu sudah gelisah, resah, memikirkan makan malam bagi keluarganya," tutur Din.
Dia kemudian menyinggung tema kongres yang diangkat, yaitu menata ulang Indonesia. Tema ini menandakan bahwa bata-bata kemerdekaan sudah mulai runtuh.
"Berarti bata-bata kebangsaan kita sudah banyak yang rapuh. Berarti semen perekat dari bangsa ini sudah mulai luntur. Karena itu, kita perlu menata kembali. Ada beberapa opsi untuk menata ulang Indonesia," papar tokoh Muhammadiyah itu.
Din menyampaikan, sebagian kalangan berpendapat bahwa jalan revolusi perlu ditempuh untuk menata ulang Indonesia karena berbagai jalan yang ada tidak mempan. Sebagian kalangan yang lain masih menginginkan perjuangan melalui jalur konstitusi.
"Mengubah struktur ketatanegaraan kita yang rusak. Dan ormas-ormas Islam masih tetap pada jati dirinya lewat jalur kebudayaan mencerdaskan kehidupan bangsa. Apapun jalan yang dipilih, hemat saya, adalah saling melengkapi, jangan saling menyalahkan," ujarnya.
Din mengatakan, kemajemukan Indonesia perlu menjadi lidi-lidi kebenaran dan kemaslahatan yang diikat dengan keimanan dan keikhlasan. Dia pun berharap kongres tersebut menjadi pangkal sekaligus awal dari gerakan umat Islam untuk persatuan dan kesatuan.
"Dari medan kita cerahi Indonesia dari kongres umat Islam di Medan ini. Semoga persatuan dan kesatuan umat Islam akan terwujud," katanya.
Umat Islam Indonesia, lanjut Din, merupakan mayoritas dari jumlah penduduk negeri dan telah berjasa dalam penegakan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu, umat Islam harus merasa memiliki tanggung jawab yang juga besar untuk kelangsungan bangsa ini di masa depan.
"Maka umat Islam harus memiliki kepercayaan diri. Jangan merasa sedih, jangan kehilangan kepercayaan diri, kita punya kekuatan seandainya kita menjadi orang-orang yang beriman. Karena itu, menata Indonesia, harus kita kembalikan ke Pancasila dan UUD 1945 yang telah disepakati pada 18 Agustus 1945 oleh para pendiri bangsa," jelasnya.
Dengan dasar tersebut, Din menyampaikan, Indonesia sangat dekat dengan Islam sehingga tidah boleh ada upaya gerakan sistematis yang ingin menyudutkan umat Islam, meminggirkan umat Islam, ataupun yang menginginkan umat Islam terpuruk, tertekan dan bahkan tertuduh.
"Dan kongres ini menjadi titik tolak dari kebersamaan kita untuk mempersatukan umat Islam untuk Indonesia, untuk izzul Islam wal Muslimin di Indonesia," tuturnya.