Pengadaan Lahan Tol Yogyakarta-Solo Ditargetkan Selesai Tahun Ini

Pembebasan lahan akan dilakukan dari perbatasan DIY hingga kawasan Maguwoharjo.

Antara/Hendra Nurdiyansyah
Warga berada di rumahnya yang terkena lahan pembangunan tol Yogyakarta-Solo di Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (30/12/2021). Pemerintah telah membayar ganti kerugian pembebasan sejumlah lahan proyek pembangunan tol Yogyakarta-Solo di Kecamatan Kalasan dan ditargetkan beroprasi penuh pada tahun 2024.
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menyebut, pengadaan lahan untuk proyek pembangunan Tol Yogyakarta-Solo ditargetkan selesai di 2022 ini. Proses ganti rugi pengadaan lahan sendiri sudah dilakukan secara bertahap.

Perwakilan Tim Percepatan Pelaksanaan Program Prioritas Pembangunan DIY, Rani Sjamsinari mengatakan, pemerintah pusat telah mengalokasikan dana sebesar Rp 5 triliun untuk pengadaan lahan Tol Yogyakarta-Solo ini. Meskipun begitu, dana tersebut diturunkan secara bertahap.

Rani menyebut, ganti rugi pengadaan lahan akan terus dikejar agar sesuai dengan target. Dengan begitu, proses pembangunan tol pun diharapkan tidak mundur dari jadwal.

Proses pembebasan lahan sendiri akan dilakukan dari perbatasan DIY hingga kawasan Maguwoharjo. Kemudian, katanya, akan dilanjutkan dari ujung yang terhubung dengan Ring Road Utara.

"Yogya-Solo sementara ini masih pengadaan lahan yang dari batas masuk kita Purwomartani sampai dengan Maguwo, terus nanti dari on off-nya yang barat yaitu Trihanggo sampai Simpang Susun Sleman," kata Rani di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (30/8/2022).

"Jadi harapannya nanti tahap-tahap satunya yang Yogya-Solo itu ya dari batas Kota (Yogya) sampai Maguwo. Seperti itu dulu, terus yang di atas Ring Road itu yang tahap terakhir," lanjutnya.

Sementara itu, terkait dengan Tol Yogyakarta-Bawen juga dinilai tidak ada masalah. Rani menuturkan, pihaknya mengejar pemerintah pusat untuk segera menyelesaikan pengadaan lahan Tol Yogyakarta-Solo. Pembangunan tol ini sendiri merupakan proyek strategis nasional. Dengan begitu, pengadaan lahan pun didanai oleh negara.

Mengingat DIY menjadi bagian dalam proyek pembangunan tol tersebut, katanya, harus mengedepankan prinsip kehati-hatian. Terlebih pembangunannya yang dapat berdampak pada situs budaya dan area-area yang termasuk dalam Sultan Ground.

"Ini adalah program pusat, jadi tugas di daerah itu kita mendukung tapi bagaimana kemudian dukungan itu tidak merugikan kita. Kita berusaha semaksimal mungkin untuk kemanfaatan bagi DIY, apalagi itu juga berguna sekali mengingat kita punya problem, lalu lintas kita sudah sangat padat," tambah Rani.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler