BMKG: Tinggi Gelombang di Laut Selatan DIY Bisa Capai Enam Meter

Gelombang tinggi tersebut diperkirakan terjadi hingga 4 September 2022.

Republika/Wihdan Hidayat
Warga berwisata di kawasan Pantai Depok, Bantul, Yogyakarta, Kamis (11/8/2022). Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menginginkan evaluasi menyeluruh Pantai Depok Bantul usai gelombang tinggi merusak bangunan semi permanen bulan lalu. Sri Sultan mengatakan, musibah yang terjadi justru bisa menjadi momentum untuk menggali dan meningkatkan potensi kawasan wisata terpadu dengan mendesain ulang secara menyeluruh, tidak hanya di bibir pantai saja tapi hingga akses ke sekitar laguna yang bisa dijadikan dermaga.
Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan tinggi gelombang di laut selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kategori tinggi. Selama beberapa hari ke depan gelombang laut bisa mencapai 4 sampai 6 meter.

Kepala Kelompok Data Analisis Prakirawan BMKG Yogyakarta Romadi meminta masyarakat yang beraktivitas di pesisir selatan DIY mewaspadai potensi gelombang tinggi itu. "Meski potensi gelombang tinggi berada di lepas pantai, masyarakat atau wisatawan perlu mewaspadai karena gelombang bisa ke bibir pantai," kata dia di Yogyakarta, Jumat (2/9/2022).

Romadi menuturkan gelombang tinggi, antara lain dipicu angin timuran yang masih bertiup di wilayah Indonesia dan di selatan Jawa hingga September 2022. Selain itu, terpantau adanya pola tekanan tinggi di barat Australia dan pola tekanan rendah di barat daya Sumatra.

"Dengan adanya dua pola tekanan, yakni pola tekanan tinggi dan pola tekanan rendah tersebut, memicu kecepatan angin meningkat, sehingga terjadi gelombang tinggi," ujar dia.

Berdasarkan peringatan dini gelombang tinggi yang diterbitkan BMKG pada 2 September 2022, gelombang tinggi tersebut diperkirakan terjadi hingga 4 September 2022. Menurut dia, kondisi gelombang tinggi di lepas pantai tersebut berbahaya bagi nelayan yang beraktivitas mencari ikan dengan kapal motor tempel.

"Imbauan untuk berhati-hati bagi nelayan yang mempergunakan motor tempel. Masyarakat dan wisatawan tetap berhati-hati serta mengindahkan informasi yang disampaikan oleh petugas di sekitar lokasi," ujar Romadi.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler