Gejala yang Perempuan Alami Beberapa Pekan Sebelum Terkena Serangan Jantung
Laki-laki dan perempuan dapat mengalami gejala yang berbeda sebelum serangan jantung.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan jantung menjadi salah satu kondisi paling mematikan di dunia, ketika aliran darah ke jantung terhenti secara tiba-tiba. Namun begitu, ada bukti yang menyatakan bahwa gejala peringatan mungkin muncul di bulan-bulan menjelang peristiwa itu.
Menurut salah satu penelitian, perempuan mungkin mengalami kelelahan yang tidak biasa, gangguan tidur dan sesak napas di bulan sebelum mereka menderita serangan jantung. Gejala serangan jantung mencerminkan jantung kekurangan darah yang kaya nutrisi dan oksigen.
Gejala pertama yang menandakan hal ini adalah nyeri dada yang rasanya mirip dengan nyeri yang disebabkan oleh kram otot kaki saat berolahraga. Karena jantung bertugas memompa darah vital ke seluruh tubuh, kerusakannya segera menyebabkan seluruh tubuh kekurangan oksigen.
Ini memicu serangkaian gejala, tetapi tanda-tanda peringatan mungkin berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Sebuah survei yang diterbitkan dalam jurnal Circulation mengumpulkan informasi dari lebih dari 500 perempuan yang selamat dari serangan jantung untuk membandingkan gejala mereka.
Sekitar 95 persen dari sampel mengatakan mereka telah melihat perubahan tubuh yang tidak biasa pada bulan-bulan sebelum kejadian. Keluhan yang paling umum dalam pekan-pekan menjelang serangan jantung adalah kelelahan dan gangguan tidur.
Menariknya, survei tersebut mengungkapkan bahwa perempuan lebih sedikit mengalami nyeri dada mendahului serangan jantung dibandingkan laki-laki. Pada 2019, Harvard Health merangkum temuan dengan daftar 12 gejala teratas yang dilaporkan oleh perempuan sebulan sebelum serangan jantung.
Gejala tersebut meliputi kelelahan yang tidak biasa (71 persen), gangguan tidur (48 persen), sesak napas (42 persen), gangguan pencernaan (39 persen), kecemasan (36 persen), dan jantung berdebar (27 persen). Gejala lainnya ialah lengan lemah/berat (25 persen), perubahan dalam pemikiran atau ingatan (24 persen), perubahan penglihatan (23 persen), kehilangan nafsu makan (22 persen), tangan/lengan kesemutan (22 persen), dan kesulitan bernapas di malam hari (19 persen)
Salah satu alasan laki-laki dan perempuan mungkin mengalami gejala serangan jantung yang berbeda adalah bahwa laki-laki lebih mungkin menderita penumpukan plak di arteri besar mereka yang memasok darah ke jantung. Di sisi lain, perempuan cenderung lebih rentan terhadap penumpukan di arteri jantung yang lebih kecil yang dikenal sebagai microvasculature.
Para ahli berharap bahwa peningkatan kesadaran akan tanda-tanda peringatan akan mencegahnya diabaikan dan dianggap sebagai gangguan kecil lainnya. Kewaspadaan berpotensi menyelamatkan nyawa.
Lalu bagaimana cara mencegah serangan jantung? Penelitian secara konsisten menunjukkan empat faktor risiko utama penyakit yang mudah dimodifikasi dengan perubahan gaya hidup yang benar.
Harvard TH Chan School of Public Health (HSPH) menjelaskan bahwa faktor risiko yang dapat dimodifikasi termasuk kebiasaan merokok, aktivitas fisik, dan apa yang dimakan dan minum.
"Faktor risiko lain yang berpotensi dapat dimodifikasi termasuk polusi udara, kebisingan, stres, dan infeksi, meskipun ini tidak mudah dikendalikan secara langsung oleh seseorang," kata HSPH seperti dilansir dari Express, Jumat (2/9/2022).
Semua faktor ini secara langsung memengaruhi beberapa aspek fisiologis kesehatan seperti tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah. Meskipun memiliki satu atau dua faktor risiko ini belum tentu mengakibatkan serangan jantung, semakin banyak faktor risiko yang dimiliki, maka semakin besar pula risikonya.