Tafsir Surat An Naml Ayat 81: Orang Buta Mata Hatinya tidak Bisa Melihat Kebenaran
Kamu tidak akan dapat memberi petunjuk pada orang yang buta mata hatinya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menjelaskan orang yang buta mata hatinya karena telah berbuat sesat, mereka tidak bisa melihat kebenaran. Bahkan Nabi Muhammad SAW tidak bisa menyadarkan orang yang buta mata hatinya karena hatinya telah terkunci dalam kesesatan.
Namun, orang yang beriman dengan ayat-ayat Allah dan berserah diri kepada Allah. Tentu akan bisa melihat, mendengar dan memahami seruan Nabi Muhammad SAW. Hal ini dijelaskan dalam tafsir Surat An-Naml ayat 81.
وَمَآ اَنْتَ بِهٰدِى الْعُمْيِ عَنْ ضَلٰلَتِهِمْۗ اِنْ تُسْمِعُ اِلَّا مَنْ يُّؤْمِنُ بِاٰيٰتِنَا فَهُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Engkau bukanlah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. Engkau tidak dapat menjadikan (seorang pun) mendengar, kecuali orang yang beriman pada ayat-ayat Kami dan mereka berserah diri. (QS An-Naml: 81)
Ayat ini mengandung arti, kamu tidak akan dapat memberi petunjuk jalan kebenaran kepada orang yang buta mata hatinya akibat dari kesesatannya itu. Kamu tidak dapat menjadikan seorang mendengar, kecuali orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Allah SWT. Kemudian mereka tunduk patuh dan berserah diri kepada Allah secara mantap dan kukuh.
Menurut Tafsir Kementerian Agama, pada ayat ini, Allah memperkuat pengertian ayat sebelumnya bahwa Nabi Muhammad SAW sama sekali tidak dapat memalingkan (menyadarkan) orang-orang buta (buta mata hatinya) yang telah terkunci hatinya akibat kesesatannya.
Mata hatinya tidak dapat diberi petunjuk kepada jalan yang lurus karena ada hijab atau dinding yang menutupi pandangannya. Sehingga tidak dapat melihat kebenaran sama sekali. Nabi Muhammad SAW tidak dapat menjadikan seseorang dapat mendengar seruannya dengan pendengaran yang positif, kecuali orang-orang yang beriman kepada Allah, lalu berserah diri secara tulus ikhlas kepada-Nya.