Kasus DBD di Garut Tersebar di 42 Kecamatan

Kasus DBD di Garut sudah tersebar di seluruh kecamatan.

ANTARA/Andi Bagasela
Seorang kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) memasukkan obat pemberantas jentik nyamuk ke dalam bak penampungan air di sebuah rumah warga. Salah satu program dalam penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah memaksimalkan peran Jumantik (ilustrasi)
Rep: Bayu Adji P Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) selama 2022 tak hanya terjadi di wilayah perkotaan. Saat ini, kasus DBD di daerah itu sudah tersebar di seluruh kecamatan.

Baca Juga


Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surachman, mengatakan, penyebaran kasus DBD hampir sudah menyebar ke 42 kecamatan di Kabupaten Garut. Karena itu, pihaknya terus melakukan upaya promotif dan preventif untuk menekan kasus DBD.

"Upaya promotif adalah edukasi seperti menghilangkan tempat-tempat perindukan vektor dengan membuang wadah tertentu, menguburnya, atau membakarnya," kata dia melalui siaran pers, Selasa (6/9/2022).

Ia menjelaskan, DBD merupakan salah satu penyakit dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk. Cara yang dapat dilakukan untuk mencegahnya adalah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Asep menyebutkan, kasus DBD di Kabupaten Garut hingga saat ini sudah menyentuh angka 446 kasus dengan enam orang di antaranya meninggal dunia. Namun, imbuh Asep, angka tersebut menurun dibanding 2021. "2021 sebanyak 1.014 orang yang terkena DBD, di mana 10 di antaranya meninggal dunia," ujar dia.

Asep juga meyakini, kasus DBD pada tahun ini akan mengalami penurunan. Mengingat saat ini Kabupaten Garut sudah masuk di musim kemarau.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler