Putin: Barat Menipu, Gandum Dikirim ke Eropa Bukan ke Negara yang Membutuhkan
Putin sebut gandum dikirim ke Eropa, bukan ke dunia yang lebih miskin dan kelaparan.
REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Rabu (7/9/2022), berton-ton gandum dari negaranya akan tiba dalam beberapa pekan mendatang ke Somalia. Sedangkan, Moskow menuduh Kiev mayoritas melakukan pengiriman gandum ke wilayah Eropa, bukan negara yang membutuhkan.
Program Pangan Dunia (WFP) menyatakan, kapal pertama yang berlabuh di pelabuhan Djibouti pekan lalu dengan gandum akan dikirim ke Somalia dan Ethiopia yang terkena dampak kekeringan. Kapal itu membawa 23.000 metrik ton biji-bijian, sehingga cukup untuk memberi makan 1,5 juta orang dengan ransum penuh selama sebulan.
Somalia sangat membutuhkan bantuan. Negara itu telah memasok 90 persen kebutuhan gandumnya dari Ukraina dan Rusia sebelum tahun ini. Sekarang Somalia menderita kekurangan makanan dan bantuan kemanusiaan karena ribuan orang meninggal. PBB mengutip indikasi nyata bahwa kelaparan akan terjadi di beberapa bagian negara itu dengan lebih dari 850.000 orang terkena dampaknya.
Presiden Ukraina mengatakan, 28.600 ton gandum akan tiba di Somalia dalam beberapa minggu mendatang dan menyalahkan kelaparan yang akan datang di negara itu atas tindakan Rusia tahun ini.
"Ukraina terus menyelamatkan dunia dengan biji-bijiannya," ujar Zelenskyy.
Negara-negara Afrika berada di pusat upaya Barat untuk membuka kembali pelabuhan Ukraina ketika Amerika Serikat dan sekutunya menuduh Rusia membuat dunia kelaparan dengan menolak ekspor dari Ukraina. Tapi sekarang, Rusia sedang mencoba untuk mengubah pertanyaan masalah keamanan pangan melawan Barat.
“Mereka menipu publik dan mitra di Afrika serta wilayah lain yang sangat membutuhkan makanan,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin di sebuah forum ekonomi di Vladivostok.
“Mereka mengeklaim bahwa mereka bertindak untuk kepentingan negara berkembang, tetapi bertindak sepenuhnya untuk kepentingan mereka sendiri," ujarnya.
Putin menuduh Barat mengirim sebagian besar gandum dari pelabuhan Ukraina yang dibuka kembali ke Eropa, bukan bagian dunia yang lebih miskin dan kelaparan.
"Dengan mengecualikan Turki sebagai mediator, hampir semua biji-bijian yang diekspor dari Ukraina dikirim ke negara-negara (Uni Eropa) alih-alih negara-negara termiskin," kata Putin.
Putin menyarankan agar Rusia dapat berbicara dengan Turki tentang merevisi kesepakatan yang mencabut blokade Rusia di pelabuhan Ukraina dan memungkinkan kapal-kapal melintas dengan aman. Rusia telah membahas itu sebelumnya, tetapi ini adalah pertama kalinya Putin menggemakannya.
"Mungkin ada baiknya berpikir untuk membatasi ekspor biji-bijian dan produk lain pada rute itu? Saya pasti akan membahas masalah ini dengan presiden Turki," ujar Putin.
Presiden Rusia mengatakan, dari 87 kapal yang memuat biji-bijian dari Ukraina, hanya dua yang membawa biji-bijian untuk WFP. Hanya 60.000 ton dari total sekitar dua juta ton yang tersalurkan.
Pusat Koordinasi Gabungan (JCC) yang dijalankan oleh PBB, Turki, Rusia dan Ukraina, mengatakan 100 kapal keluar hampir semuanya kapal komersial. Kapal itu telah meninggalkan pelabuhan Ukraina sejauh ini membawa lebih dari 2,3 juta metrik ton. Menguraikan pengiriman berdasarkan benua, menurut JCC, 47 persen kargo telah dikirim dari Ukraina ke Asia, dengan 20 persen ke Turki yang menjadi tujuan populer sebagai penggilingan gandum utama.
JCC mengatakan, 36 persen kargo telah dikirim ke Eropa dan 17 persen ke Afrika, dengan 10 persen dari jumlah itu ke Mesir saja. Jumlah yang lebih kecil telah pergi ke Sudan, Kenya, Somalia, dan Djibouti. "Tujuan akhir kapal dan muatannya diatur oleh aktivitas komersial,” kata JCC.
JCC menambahkan, kapal sewaan WFP ketiga berlabuh di Istanbul pada Rabu. Kapal ini direncanakan akan mengumpulkan lebih banyak gandum dari Ukraina.
Pakar keamanan pangan mengatakan banyak dari pengiriman itu adalah pengiriman berdasarkan kontrak yang ada yang telah dibuat sebelum tindakan Rusia. JCC mengatakan, kargo dari Ukraina terdiri atas 57 persen jagung, 22 persen gandum, 11 persen produk bunga matahari, tujuh persen barley dan rapeseed, satu persen kacang kedelai, dan empat persen lainnya.