33 Ribu Hektare Hutan dan Lahan Terbakar Hingga April 2022 

Meski karhutla terus berulang, luasannya turun drastis dibandingkan tahun sebelumnya.

ANTARA/Fransisco Carolio
Petugas gabungan dari Direktorat Sabhara Polda Sumatera Utara, KPH XIII Dolok Sanggul, KPH XIV Dairi dan KPH IV Toba berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Simulop, Pangururan, Samosir, Sumatera Utara, Senin (8/8/2022). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan, sudah 33 ribu hektare hutan dan lahan yang hangus sejak awal tahun hingga April 2022
Rep: Febryan A Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terus terjadi di Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan, sudah 33 ribu hektare hutan dan lahan yang hangus sejak awal tahun hingga April 2022.

Baca Juga


"Kebakaran dengan musim yang masih ada hujannya ini tercatat sebesar 33 ribu hektare," kata Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono dalam rapat bersama Komisi IV DPR, akhir pekan kemarin.

Luasan karhutla tersebut kemungkinan bertambah setelah data saat ini digabung dengan data kebakaran sejak April hingga September 2022. "Angkanya akan kami rilis terus agar terlaporkan realitas sesungguhnya berapa hektare (yang terbakar)," ujar Bambang. 

Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB sekaligus juga ahli karhutla, Profesor Bambang Hero Saharjo mengatakan, banyak pihak termasuk pemerintah tertipu dengan pola karhutla tahun ini. Mereka mengira karhutla tidak akan besar karena hujan sering terjadi. 

"Akhirnya yang terjadi, pada beberapa areal itu justru diluar dugaan kebakarannya," ujar Prof Bamabang dalam siniar Forest Digest. 

Salah satu contohnya, kata dia, karhutla di sekitar Danau Toba, Sumatra Utara yang sudah menghanguskan areal seluas 500 hektare pada bulan Agustus 2022 saja. Ada pula karhutla di Aceh. Sedangkan di Sumatra Selatan, karhutla tahun ini lebih luas dibandingkan tahun 2021. 

Fenomena di berbagai daerah itu, kata dia, menunjukkan karhutla kadang tidak bisa ditebak. Sebab, sekitar 99 persen karhutla di Indonesia terjadi karena ulah manusia. Di sisi lain, pemerintah maupun pemerintah daerah tak mau belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya. 

"Sekarang kita lihat saja, tidak sedikit daerah yang kebakarannya cukup besar, baru melakukan apel siaga. Padahal sudah diingatkan (potensi karhutla) sejak tahun lalu. Jika terus lengah, bukan tidak mungkin eskalasi karhutla ini meningkat," ujarnya. 

Meski karhutla terus berulang, tapi luasannya sudah turun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan data yang dipaparkan Sekjen KLHK Bambang, tampak karhutla terjadi di area seluas 2,6 juta hektare pada 2015. Lalu turun menjadi 1,6 juta hektare pada 2019. Sedangkan 2021, Karhutla melanda area seluas 358 ribu hektare.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler