Cuaca Kembali Ganggu Pilot Gantole Berlomba Hari Kedua Telomoyo Cup
Kejuaraan ini diikuti 39 pilot dari berbagai daerah di Tanah Air.
REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Hingga hari kedua penyelenggaraan Kejuaraan Gantole Telomoyo Cup VI, para pilot belum dapat leluasa terbang dari gunung Telomoyo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Cuaca yang tidak mendukung di take off area kembali menjadi hambatan bagi mereka untuk berlomba pada kejuaraan terbuka yang diikuti 39 pilot dari berbagai daerah di Tanah Air ini.
"Tahun ini ada masalah unik, hampir sepanjang tahun turun hujan. Seperti hari ini, cuaca tidak optimal dan tentu menyulitkan para pilot untuk terbang," ungkap Wakil Sekjen Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia (PB FASI) Ersy Firman, di lokasi pendaratan, Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.
Menurutnya, penyelenggaraan Telomoyo Cup VI 2022 ini, sebenarnya menjadi momentum yang bagus bagi para pilot untuk terbang dan berlomba setelah dua tahun (2020 dan 2021) vakum akibat pandemi Covid-19.
Selain faktor cuaca, lanjut Ersy lokasi pendaratan yang basah akibat sisa hujan sehari sebelumnya juga menjadi masalah. "Kemarin hari pertama saja Senin (12/9), para peserta baru bisa terbang sekitar pukul 14.00 WIB karena cuaca yang tidak menentu.
Padahal saat terbang yang cukup ideal pukul 12.00 WIB, hingga lomba ronde I tersebut harus dibatalkan. "Namun kondisi cuaca di tempat take off baru bagus saat hari sudah menjelang sore," tegasnya.
Ersy juga menyampaikan, pada kejuaraan tahun ini juga tidak ada peserta dari mancanegara yang mengikuti. Tidak seperti pada pelaksanaan sebelum pandemi, di mana ada peserta dari negara Jerman, Jepang, Australia, dan Korea.
Menurutnya ada sejumlah pertimbangan yang membuat para pilot asing batal ambil bagian dalam kejuaraan gantole di Gunung Telomoyo kali ini. Karena kasus Covid-19 di negara masing-masing yang kembali melonjak. Sehingga mereka belum leluasa bepergian ke luar negara.
Kendati begitu, lanjut Ersy, penyelenggaraan Telomoyo Cup telah membuktikan bahwa kegiatan kejuaraan ini sudah aktif kembali. "Harapannya, tahun depan bisa lebih meriah dan para peserta dari luar Indonesia bisa datang kembali di Gunung Telomoyo," tegasnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengapresiasi pelaksanaan kejuaraan gantole tersebut. Menurutnya kejuaraan ini sangat unik dan langka. "Ini unik ya, ada dua titik take off dengan lokasi landing di sekitar Danau Rawapening. Ini kalau digarap betul, sportnya (olahraganya) dapat, tourism-nya juga dapat," kata gubernur.
Menurut orang nomor satu di Jateng ini, diperlukan dukungan untuk memaksimalkan potensi pariwisata yang bisa 'dijual' kepada publik di kawasan Gunung Telooyo. Jika bersamaan dengan event lomba seperti saat ini, maka yang bisa ditawarkan adalah sektor olahraga dirgantaranya.
Sementara ketika tidak ada agenda, maka yang dijual sport tourism-nya. Menurut dia, perlu dibuat landasan permanen. Nanti bisa dimanfaatkan dengan wisata aero sportnya, misalnya dengan terbang tandem dengan penerbang yang sudah profesional.
"Saya ingat saat penyelenggaraan sebelumnya ada orang Jepang dan Australia yang bilang event ini bagus kok, sehingga bisa jadi agenda pariwisata berikutnya di Jateng dengan kekhususan olahraga dirgantara," katanya.