Jagal Kambing Keturunan Hadramaut di Pekojan
Di Pekojan kita masih mendapati peninggalan-peninggalan Islam.
CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Mendatangi kawasan Jakarta Kota, tidak berjauhan dengan Glodok, terdapat kawasan Pejagalan di Kelurahan Pekojan, Jakarta Barat. Nama Pejagalan diberikan sejak kedatangan orang-orang Arab di Batavia pada abad ke-18 dan mereka ditempatkan di Pekojan yang letaknya berdekatan dengan Pejagalan.
Di Pejagalan terdapat tempat pemotongan hewan khusus kambing, daging hewan yang banyak disenangi keturunan dari Hadramaut itu. Sampai sekarang di Pekojan kita masih mendapati pedagang-pedagang daging kambing. Di antara mereka ada yang berdagang daging kambing melanjutkan tradisi kakek mereka.
BACA JUGA: Akal Bulus Kompeni Rebut Kampung Lebak Bulus dari Pribumi
Di Pekojan kita masih mendapati peninggalan-peninggalan Islam. Sekalipun sekarang ini sudah banyak yang hijrah dari Pekojan ke arah selatan, seperti Condet dan Jatinegara.
Salemba adalah kawasan antara Jalan Kramat Raya dan Jalan Matraman Raya. Di kawasan ini terdapat nama tempat yang diawali dengan kata "Salemba", seperti Salemba Bluntas, Salemba Tengah, Salemba Utankayu, dan Salemba Tanahpadri.
BACA JUGA: Asal Usul Karet Tengsin dan Kebun Sirih: Tempat Healing Nyonya Belanda di Belakang Istana
Pada peta abad ke-19 dan peta abad ke-20, kawasan Salemba bernama Struyswijk atau Salemba Besar. Wilayahnya terbentang dari Kali Ciliwung di sebelah barat sampai Kali Sunter di sebelah timur dan permakaman Tionghoa (Sentiong). Sekarang permakaman ini sebagian besar sudah berubah menjadi perumahan.
Di kawasan Salemba terdapat tempat bersejarah, termasuk kampus Kedokteran Universitas Indonesia (UI) yang pada saat perjuangan di peristiwa G30S/PKI dijadikan sebagai kampus perjuangan oleh para mahasiswa yang tergabung dalam KAMI dalam aksi-aksi mereka menentang PKI. Di Salemba juga terdapat RSCM (Rumah Sakit Tjipto Mangunkusumo) yang terbuka luas untuk rakyat.
BACA JUGA: Kebayoran Wilayah Penimbunan Kayu yang Gagal Dijadikan Bandara Internasional karena Perang Dunia II
Dari Jatinegara ke Jakarta Kota akan melalui Pasar Senen yang sangat ramai didatangi pembeli, khususnya menjelang Lebaran. Nama Senen diambil dari pasar yang dibangun oleh Justinus Vink di ujung selatan Jalan Gunung Sahari yang dulu bernama Grote Zuiderweg.
Di kalangan orang Belanda, pasar tersebut dikenal dengan Vinkpasser. Pada awalnya pasar ini dibuka hari Senen sehingga dinamakan Pasar Senen hingga sekarang. Dia dibuka bersamaan waktunya dengan Pasar Tanah yang kini merupakan pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara. Keduanya merupakan pasar tertua di Jakarta karena dibangun sejak abad ke-18.
BACA JUGA: YTMP3: Download Lagu MP3 Gratis dari YouTube, Cepat, Aman, dan Mudah Simpan di HP
Kini dalam rangka HUT Jakarta ke-488 perhatian utama dicurahkan ke kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Di Kemayoran tengah berlangsung Pekan Raya Jakarta untuk memeriahkan HUT Jakarta.
Sebelumnya, sejak masa Ratu Wilhelmina pada abad ke-19, di kota ini terdapat Pasar Gambir. Waktu itu di sekitar kawasan Monas dinamakan Gambir. Istana Merdeka waktu itu dinamakan Istana Gambir. Setelah lama terhenti sejak Perang Dunia II, Pasar Gambir dilanjutkan oleh Gubernur Ali Sadikin di tempat yang sama. Kini PRJ dilangsungkan di Kemayoran setelah lapangan terbang dipindahkan ke Cengkareng.
BACA JUGA: Download GB WhatsApp (GB WA) Versi September 2022: Aman, Mudah, dan Anti-banned
.
TONTON VIDEO PILIHAN: