Dukung Industri Otomotif, IPCC Berupaya Turunkan Biaya Logistik Nasional
Untuk industri otomotif IPCC akan memperluas positioningnya tahun ini
REPUBLIKA.CO.ID, KINTAMANI -- PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPCC tahun ini terus mendukung pertumbuhan industri otomotif nasional. Salah satu upayanya menurunkan biaya logistik nasional, khusunya terkait industri otomotif.
Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis IPCC Agus Hendrianto mengatakan, sementara ini IPCC hanya salah satu bagian supply chain untuk industri otomotif di Tanah Air, dalam hal ini terkait pemindahan kargo dari sisi darat ke alat. Namun seiring dengan spirit Beyond the Gate yang digaungkan, IPCC berencana memperluas bisnisnya.
"Untuk industri otomotif positioning kami tahun ini akan diperluas. Bukan hanya kegiatan bongkar muat di pelabuhan, tapi akan merambah hal lain, terkait distribusi otomotif," kata Agus, berbicara saat Media Gathering IPCC di Bali, Kamis (22/9/2022).
IPCC saat ini merambah bisnis baru yakni cargo distribution management. Mengaktualisasikan Beyond the Gate, IPCC menjalankan bisnis distribusi yang semakin mendekati pabrikan.
"Jadi antara pabrik ke dealer kita tempatkan IPCC disana. Harapannya denga semakin mendekati pabrikan, ujungnya kita membantu menurunkan biaya produksi nasional terkait otomotif," ujarnya.
Tujuannya supaya masyarakat atau konsumen bisa membeli kendaraan dengan biaya lebih murah. "Mudah-mudahan akan jadi lebih murah. Kalau belum signifikan (penurunan harganya) setidakny IPCC sudah berupaya mnurunkan biaya produksi otomotif (terkait distribusi)," kata Agus.
Untuk mendukung upaya penurunan biaya logistik tersebut saat ini IPCC sudah mulai melakukan berbagai upaya. Seperti halnya menawarkan paket bundling hingga upaya terbaru melalui sistem single billing.
"Ini semua dalam rangka ujung-ujungnya membantu menurunkan biaya logistik nasional," ungkap Agus.
Menyinggung soal sistem single billing, Direktur Utama IPCC Rio TN Lasse mengatakan, tahun ini IPCC sudah mulai menawarkan kepada produsen otomotif terkait biaya pengiriman. Jika dulu untuk mengirim kendaraan ke berbagai wilayah di Indonesia akan dikenai beberapa kali biaya, maka melalui single billing produsen hanya perlu membayar sekali. Ini dijanjikan lebih menghemat biaya distribusi kendaraan.
"Kalau dulu mau kirim kendaraan ke Indonesia Timur misalnya di Jakarta dikenai biaya. Lalu nanti sampai tujuan dikenai biaya lagi, lewat single billing hanya bayar sekali," kata Rio.
Seperti halnya yang disampaikan Agus, Rio menegaskan langkah single billing ini sebagai upaya membantu menurunkam biaya logistik nasional. Khususnya dalam mendukung industri otomotif terus bangkit.