Dokter Paru: Rokok dan Vape Sama-Sama Berbahaya

Keliru jika Anda mengira vape lebih aman daripada rokok konvensional.

Republika/ Wihdan
Aneka varian cairan rokok elektrik (vape). Karsinogen dalam vape terdapat dalam cairannya, sementara di rokok ada di tar.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hingga kini masih banyak yang beranggapan menyesap rokok elektrik atau vape lebih sehat dan aman dibanding rokok konvensional. Padahal, keduanya terbukti sama-sama berbahaya dan bisa merugikan kesehatan secara keseluruhan.

Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr Agus Dwi Susanto menjelaskan setidaknya ada tiga persamaan antara vape dan rokok konvensional. Pertama, baik rokok maupun vape, sama-sama mengandung nikotin yang bisa menimbulkan efek kecanduan.

Berbagai studi telah membuktikan bahwa nikotin itu bisa memicu penyakit kronis seperti penyakit jantung. Nikotin jika masuk ke dalam peredaran darah, bisa merangsang otak untuk melepas hormon adrenalin yang menurunkan kadar lemak baik.

Baca Juga


"Ini pada akhirnya bisa meningkatkan risiko penyumbatan di pembuluh darah jantung," kata dr Agus dalam konferensi pers PDPI, Sabtu (24/9/2022).

Persamaan kedua, menurut Agus, vape dan rokok sama-sama mengandung bahan karsinogen. Bedanya, sumber karsinogen pada rokok berasal dari tar (tembakau yang dibakar), sementara karsinogen dalam vape terdapat dalam liquid vape alias cairan vape.

Selanjutnya, baik rokok maupun vape sama-sama mengandung bahan partikel yang bersifat iritatif. Ketika terhirup, partikel itu bisa menyebabkan peradangan di saluran napas. Ini kemudian bisa menginduksi berbagai penyakit misalnya asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), penyakit jantung, strok, dan lainnya.

"Akan tetapi, efek penyakitnya itu biasanya jangka panjang. Jadi nggak pas ngerokok seminggu baru sakit, efeknya bisa 10 tahun kemudian, dan setelahnya barulah muncul penyesalan," jelas dr Agus.

Agus mengatakan, asap rokok maupun vape juga bisa berpengaruh pada kesehatan kulit, terutama pada individu dengan kulit sensitif. Efeknya bisa berupa gatal-gatal, penuaan dini, hingga meningkatkan risiko kanker kulit.

"Coba saja bandingkan artis yang perokok dan tidak, lihat kulitnya, biasanya mereka yang perokok itu kulitnya agak kekuningan dan keriputnya sangat terlihat, bahkan di usia yang relatif muda," kata Agus.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler