Jangan Diabaikan, Kulit Gatal tak Kunjung Sembuh Bisa Jadi Gejala Serius Perlemakan Hati

Perlemakan hati bisa berkembang menjadi gagal hati dan bahkan kanker hati.

www.freepik.com.
Menggaruk kulit gatal (ilustrasi). Salah satu gejala non-alcoholic steatohepatitis, perlemakan hati yang agresif, adalah rasa gatal di kulit yang bertahan lama atau tak kunjung hilang atau bertahan lama.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasa gatal di kulit yang menetap dan tak kunjung hilang bisa jadi merupakan pertanda penyakit perlemakan hati nonalkoholik. Keluhan gatal juga dapat mengindikasikan adanya komplikasi serius dari penyakit lever tersebut.

Penyakit perlemakan hati nonalkoholik adalah penyakit perlemakan hati yang disebabkan oleh beragam hal, kecuali konsumsi alkohol. Secara umum, penyakit perlemakan hati nonalkoholik ditandai dengan adanya penumpukan lemak pada organ hati.

Bila tak ditemukan dan ditangani sejak dini, penyakit perlemakan hati nonalkoholik bisa menyebabkan munculnya jaringan parut pada organ hati. Seiring waktu, kondisi ini dapat berkembang menjadi gagal hati dan bahkan kanker hati.

Semakin dini penyakit perlemakan hati nonalkoholik ditemukan, akan semakin baik. Namun, penyakit ini cenderung tak menunjukkan gejala berarti pada tahap awal.

Gatal dan penyakit perlemakan hati agresif
Seperti dilansir Mayo Clinic, sebagian penderita penyakit perlemakan hati nonalkoholik bisa mengalami non-alcoholic steatohepatitis (NASH). NASH merupakan penyakit perlemakan hati yang lebih agresif dan ditandai dengan peradangan pada hati dan kerusakan sel hati.

Johns Hopkins Medicine mengungkapkan, salah satu gejala NASH adalah rasa gatal di kulit yang bertahan lama atau tak kunjung hilang atau bertahan lama. Beberapa gejala NASH lainnya adalah rasa lelah yang berat, lemah, penurunan berat badan, kulit atau mata menjadi kuning, dan pembuluh darah tampak seperti jaring laba-laba di kulit.

Ketika NASH sudah berkembang jadi sirosis, ada beberapa gejala yang juga bisa muncul. Gejala tersebut adalah retensi cairan, perdarahan internal, kehilangan otot, dan kebingungan.

"Seiring waktu, penderita sirosis bisa mengalami gagal hati dan membutuhkan transplantasi hati," kata Johns Hopkins Medicine.

Penyakit perlemakan hati
National Health Service (NHS) di Inggris mengungkapkan bahwa penyakit perlemakan hati terdiri dari empat stadium atau tingkatan. Yang pertama adalah steatosis di mana ada penumpukan lemak di sel-sel hati, tapi tak berbahaya.

Tahap berikutnya adalah NASH, bentuk penyakit hati yang lebih serius, ditandai dengan kondisi hati yang meradang. Tahap ketiga adalah fibrosis yang ditandai dengan peradangan persisten yang memicu timbulnya jaringan parut di sekitar hati, tetapi hati masih bisa berfungsi secara normal.

Baca Juga


Tahap keempat adalah sirosis. Sirosis merupakan tahap paling berat dari penyakit perlemakan hati. Pada tahap ini, organ hati dipenuhi jaringan parut dan benjolan, serta ukurannya mengecil.

Sirosis merupakan kondisi yang permanen dan bisa berkembang menjadi gagal hati dan kanker hati. Ada beberapa faktor yang bisa membuat orang-orang lebih berisiko terhadap penyakit perlemakan hati.

Sebagian dari faktor risiko tersebut adalah kegemukan atau obesitas, diabetes tipe 2, resistensi insulin, tiroid kurang aktif, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, sindrom metabolik, usia di atas 50 tahun, dan kebiasaan merokok. Untuk menekan risiko penyakit perlemakan hati, ada beberapa upaya yang juga bisa dilakukan.

Upaya pencegahan tersebut di antaranya adalah menurunkan berat badan bila kegemukan, menerapkan pola makan seimbang gizi yang tinggi akan buah, sayur, protein, serta karbohodrat dan minim lemak, gula, serta garam. Selain itu, olahraga rutin dan berhenti merokok juga bisa membantu menurunkan risiko penyakit perlemakan hati.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler