Anda Sering Bergadang? Hati-Hati, Kebiasaan Ini Tingkatkan Perlemakan Hati

Orang yang sering bergadang lebih berisiko alami perlemakan hati.

Republika/Wihdan
Bergadang (Ilustrasi). Kebiasaan bergadang ditemukan menonjol di antara orang-orang yang menderita perlemakan hati.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bergadang adalah salah satu dari beberapa kebiasaan tidur buruk yang menempatkan Anda pada risiko metabolic associated fatty liver disease (MAFLD) alias penyakit hati berlemak terkait metabolisme. Dalam penelitian baru, kebiasaan itu ditemukan menonjol di antara orang-orang yang menderita bentuk perlemakan hati yang biasanya disebabkan masalah metabolisme, seperti diabetes tipe 2 dan obesitas.

Gejalanya perlemakan hati antara lain rasa sakit di bagian atas perut dan merasa lemah. Kesimpulan itu didapat peneliti China setelah mengamati kebiasaan tidur 5.011 orang, di mana lebih dari 1.000 di antaranya memiliki penyakit hati berlemak terkait metabolisme.

Peneliti menemukan bahwa mereka yang mengalami tidur malam "buruk" lebih mungkin untuk memiliki penyakit ini. Secara khusus, orang yang bergadang memiliki risiko sekitar 37 persen lebih tinggi terkena fatty liver disease.

Baca Juga



Selama penelitian, peserta mencatat seberapa baik tidur mereka. Tidur yang baik adalah tidur yang menganut enam kebiasaan sehat, yaitu waktu tidur lebih awal, tidur malam selama tujuh hingga delapan jam, tidak insomnia, tidak mendengkur, dan tidur siang terbatas, atau tidak tidur siang sama sekali.

Studi yang dilakukan oleh Sun Yat-sen University di Guangzhou, China itu menyimpulkan bahwa waktu tidur yang larut, mendengkur, dan tidur siang selama lebih dari 30 menit secara signifikan terkait dengan peningkatan risiko MAFLD.

"Orang dengan tidur malam yang buruk dan tidur siang yang lama memiliki risiko tertinggi untuk mengembangkan penyakit hati berlemak," kata peneliti dari Sun Yat-sen University, Yan Liu dilansir Express, Ahad (21/8/2022).

Mengapa kurang tidur dapat menyebabkan penyakit hati berlemak? Kurang tidur telah terbukti berkaitan dengan timbulnya kondisi yang mendasari penyakit hati berlemak.

The Sleep Foundation menjelaskan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Dengan itu, kondisi ini dapat menyebabkan makan berlebihan dan penambahan berat badan.

Secara khusus, leptin dan ghrelin mengatur nafsu makan. Hormon-hormon ini dipengaruhi untuk menyebabkan rasa lapar ketika Anda tidak cukup tidur.

Masalah tidur juga dapat menyebabkan berkurangnya hormon insulin yang dilepaskan dalam tubuh. Insulin bertanggung jawab untuk menghilangkan gula dari darah.

Namun, ketika jumlahnya lebih sedikit, maka terlalu banyak gula tetap berada di aliran darah. Ini meningkatkan risiko terkena diabetes tipe-2, yaitu suatu kondisi yang sangat terkait dengan penyakit hati berlemak.

Penyakit hati berlemak adalah suatu kondisi yang memengaruhi sekitar 25 persen orang dewasa. Para akademisi China meyakini penelitian ini dapat membantu untuk menginformasikan pengobatan, seperti menciptakan penekanan pada tidur.

Dalam studi tersebut, risiko MAFLD berkurang sekitar 16 persen untuk setiap kebiasaan tidur positif. "Studi kami memberikan bukti bahwa bahkan peningkatan moderat dalam kualitas tidur sudah cukup untuk mengurangi risiko penyakit hati berlemak, terutama pada mereka yang memiliki gaya hidup tidak sehat," ujar Yan Liu.

Kondisi hati berlemak adalah saat hati menyusut dan menjadi bekas luka, biasanya karena peradangan bertahun-tahun. Kerusakannya permanen, dan dapat menyebabkan gagal hati.

Sebelum berkembang menjadi sirosis, penyakit perlemakan hati bisa disembuhkan. Penelitian telah menunjukkan bahwa penurunan berat badan adalah cara terbaik mengendalikan penyakit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler