Tanda Penyakit Perlemakan Hati Bisa Terasa di Malam Hari, Seperti Apa?
Perlemakan hati umumnya ditemukan pada orang gemuk atau obesitas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus penyakit perlemakan hati non alkoholik (NAFLD) tampak meningkat seiring dengan terus berkembangnya krisis obesitas. Sebuah gejala yang muncul di malam hari bisa menjadi pertanda dari penyakit ini.
NAFLD umumnya ditemukan pada individu yang gemuk atau obesitas. Pada tahap awal, NFLD biasanya tidak memunculkan masalah. Namun seiring waktu, NAFLD bisa memburuk dan memicu terjadinya kerusakan hati serius, termasuk sirosis, seperti diungkapkan oleh National Health Service (NHS).
Secara umum, Cleveland Clinic mengungkapkan bahwa NAFLD memiliki dua gejala klasik, yaitu nyeri perut dan rasa penuh pada bagian atas kanan perut. Terkadang, NAFLD juga memunculkan keluhan gatal.
Pada orang-orang yang mengidap NAFLD, keluhan gatal ini biasanya terasa lebih berat di malam hari. Sebagian orang biasanya merasakan gatal di satu area tubuh, misalnya di tungkai, tumit kaki, atau telapak tangan.
"Gatal jarang terjadi pada penyakit hati terkait alkohol dan penyakit perlemakan hati non alkoholik, tetapi merupakan (gejala) paling umum pada jenis penyakit hati lain," jelas Baton Rouge General yang merupakan bagian dari Mayo Clinic Care Network, seperti dilansir Express, Ahad (24/7/2022).
Belum diketahui apa yang menyebabkan munculnya rasa gatal pada sebagian penderita NAFLD. Akan tetapi, ada beberapa mekanisme yang mungkin bisa menjelaskan. Salah satunya adalah rasa gatal dipicu oleh penumpukan garam empedu di bawah kulit.
"Obesitas atau kegemukan merupakan faktor risiko utama untuk NAFLD," ujar chief executive dari British Liver Trust, Pamela Healy.
Healy mengatakan, para ahli memprediksi bahwa kegemukan dan obesitas akan menjadi penyebab utama kemunculan penyakit hati di Inggris dalam 10 tahun ke depan. Alasannya adalah Inggris merupakan negara yang memiliki tingkat obesitas tertinggi di Eropa, di mana dua pertiga orang dewasa Inggris memiliki tubuh gemuk.
"Kita telah menciptakan sebuah lingkungan di mana menjadi gemuk adalah hal biasa," ungkap Healy.
Ahli hepatologi Profesor Stephen Ryder dan penasihat medis dari British Liver Trust mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang bisa dilakukan bila seseorang terdiagnosis dengan NAFLD. Salah satu di antaranya adalah menurunkan berat badan.
"Menerapkan pola makan sehat juga merupakan lini pertama pengobatan," jelas Profesor Ryder.
Mengacu pada bukti ilmiah yang ada saat ini, penurunan berat badan sebanyak 5-10 persen bisa membantu mengontrol kondisi NAFLD. Bahkan pada sebagian kasus, penurunan berat badan ini bisa mengembalikan kondisi hati seperti sedia kala.
Bagi yang belum terkena NAFLD, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini. Sebagian di antaranya adalah menerapkan diet sehat yang didominasi oleh makanan nabati seperti buah, sayur, dan gandum utuh. Konsumsi lemak sehat juga dianjurkan.
Hindari pula konsumsi fruktosa yang berlebihan. Fruktosa adalah gula alami yang memiliki rasa paling manis. Hubungan antara fruktosa dan NAFLD diyakini berkaitan dengan cara fruktosa dimetabolisme di dalam tubuh.
NHS juga merekomendasikan olahraga rutin untuk mencegah NAFLD. Olahraga berintensitas sedang sebaiknya dilakukan minimal 150 menit per pekan. Beberapa contoh olahraga tersebut adalah berjalan kaki dan bersepeda.
Penting juga untuk menjauhi kebiasaan merokok dan paparan rokok. Bila sudah terlanjur menjadi perokok, berhenti merokok bisa membantu menurunkan risiko.